Thursday, July 11, 2013


Jejakpikiran-Rabu/10 Juli 2013

Malam ini Rabu, 10 Juli 2013 adalah Shalat Tarawih pertama pada bulan Ramadhan 1434 H/2013 M setelah keputusan Menteri Agama dalam Sidang Isbat Selasa, 9 Juli 2013 di Kementerian Agama, Jakarta. Di beberapa Masjid di kota Padangpanjang secara umum melaksanakan ibadah shalat tarawih pertama pada malam itu. Terkhusus di Masjid Tauhid yang terletak di pusat pasar kota Padangpanjang ini terlihat ramai pada malam itu. Terlihat banyak anak-anak, beberapa remaja, orangtua yang kelihatan berada di dalam masjid.
Malam itu rangkaian Shalat Tarawih dimulai dengan pengarahan dari pengurus Masjid, kata sambutan dari ketua pengurus masjid kemudian dilanjutkan dengan ceramah oleh Ustadz Abdul Latif yang juga merupakan Kepala TPA Masjid Tauhid Padangpanjang. Dalam ceramahnya yang berjudul “Kiat Mengisi Ramadhan Agar Sukses”. Ustadz yang santai dalam penyampaiannya tersebut, ia menerangkan bahwa suapaya sukses mengisi Ramadhan salah satunya dengan menjalankan segala sesuatunya dengan ikhlas. Pada hari penghisapan nanti ada tiga orang atau golongan yang terlebih dahulu dihisab yakni orang yang mati syahid, orang yang mengajari ilmu agama dan orang yang kaya. Ketiga golongan tersebut akan ditanyai keikhlasannya. Jika ternyata tidak ikhlas akan dicampakkan dalam neraka hingga waktu yang ditetapkan.
Oleh karena itu, untuk membersihkan hubungan dengan Allah maka bisa dilakukan dengan beristighfar yang banyak dan segera melakukan taubat nasuha. Memperbaiki hubungan dengan tetangga bisa dilakukan dengan meminta ma’af sehingga amal ibadah kita akan diterima. Jika tali silaturahmi kita terputus dengan sesama manusia (hablumminannas) maka Allah swt tidak akan menerima amal ibadah manusia tersebut sebelum dima’afkan orang bersangkutan. (HASAN ASYHARI)

Wednesday, July 10, 2013


 -JP/ Padangpanjang, 2 Juli 2013.
            Musim liburan sudah tiba malah sudah ada yang kembali memulai aktifitas seperti sediakala. Apalagi mahasiswa yang memiliki waktu libur panjang dari siswa di bangku sekolah lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari hal-hal baru yang inginnya berbeda dari suasana kampus. Apalagi para mahasiswa baru saja diterjang dengan berbagai soal-soal Ujian Akhir Semester (UAS) semester genap. Di beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Sumatera Barat sudah ada yang libur semesteran. Liburan yang biasanya menghabiskan waktu sekitar dua bulanan. Banyak yang bisa dilakukan mahasiswa seperti bekerja dadakan misalnya kerja di Mall, Pabrik, toko bangunan atau tempat-tempat yang lain yang bisa dijadikan sarana sumber pemasukan.
            Seperti halnya Isro’ (nama samaran) salah satu mahasiswa Poltekes di kota Bukittinggi berliburan di kota hujan, Padangpanjang. Beliau sengaja meremukkan ketegangan pikirannya sehabis UAS. Tak perlu jauh-jauh ia berliburan, cukup mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Padangpanjang seperti Mifan (Minang Fantasi) water park. Itu sudah menjadi sarana hiburan baginya. Tepatnya pada hari Minggu, 30 Juni 2013. Ia pergi ke Mifan water park bersama seorang teman dan adik-adiknya. Karena kelalaiannya saat berenang di sebuah kolam dan hendak mengambil perlengkapan mandi yang diletakkan di seberang kolam, ia kehilangan Kamera Canon, HP BB, Samsung, Nokia, KTP, Kartu Tanda Mahasiswa dan sejumlah ATM yang berisi ratusan ribu uang. Hmm, betapa malangnya dia.
            Tak berhenti dengan kebingungan campur sedih. Ia bertanya-tanya pada beberapa pengunjung sampai-sampai ia pergi ke ruang petugas keamanan untuk melihat rekaman CCTV. Sudah dilihat secara jeli ternyata tidak ada dijumpai orang yang membawa tas yang dicuri tersebut dengan bentuk dan warna yang serupa. Mungkin sudah disimpan dalam tas lain atau sudah ditutupi dengan tas atau kain penutup yang berbeda warnanya dengan tas yang dicuri itu. Beberapa jam melakukan pencarian di sekitaran Mifan namun belum menemukan hasil.
            Tiba-tiba sesampai di rumah, ia menangis haru. Sangat merasa nyesal dan takut. Itulah manusia, sudah terjadi baru sadar. Itu juga takdir, terkadang terjadinya gak disangka-sangka. Namun, apalah daya!! Tangis demi tangisan tak akan menyelesaikan masalah. Akhirnya berbagai upaya ia dan keluarga lakukan. Ia temui Om nya dan dihubunginyalah Polisi Sektor (Polsek) Padangpanjang. Lalu setelah disampaikan kejadian tersebut pada seorang Polisi. “Kalau mencari orang yang tidak pasti ia tidak bisa, tapi kalau memberikan surat keterangan untuk pembuatan ATM dan KTP kami baru bisa,” ujar sang polisi penanya.         
            Malam harinya, teman Isro’, Perdy yang bersamanya pergi ke Mifan tersebut mendapati telepon dari seorang Petugas Keamanan BASKO Mall. Bahwa Bapak itu (sebut saja Rusman), menemui kantong plastik hitam yang berisikan tas berwarna merah di dinding mushalla Basko. Kemudian Pak Rusman menyuruhnya menjemput tas itu ke Padang esok hari.
            Akhirnya, dijemputlah tas yang masih berisi beberapa barang milik Isro’ dan barang tumpangan Perdy tadi ke Padang. Perdy pergi bersama ayah Isro’. Kemudian beberapa jam setelah itu sampailah meraka pulang ke rumah. Isro’ mengecek semua barang-barang yang ada dalam tas itu. Untung saja KTM dan KTP nya masih ada, namun ATM nya yang semula berisi uang Rp. 300.000,- sudah raib diambil pencuri itu. Yah, malang sekali ia!!  HP BB, Samsung Android dan Samsung biasa juga sudah raib diambil. Setelah itu, Isro’ dan Perdy mencetak buku rekening ATM yang diambil uangnya. Lalu terlihatlah bahwa pukul 16.44 wib, si Pencuri mengambil uang di salah satu ATM di Lubuak Aluang, Kab. Padang Pariaman.
            Sekembali dari Bank tersebut, ia langsung ke kantor Polisi Sektor (Polsek) Padangpanjang dan menyampaikan informasi terakhir pada sang Polisi. Kemudian, sang Polisi membuat surat keterangan pencurian dan kemudian akan diproses secepatnya.
            Demikian sedikit cerita sederhana tentang sebuah kelalaian dan ketidakhatia-hatian di tempat wisata. Semoga menjadi bahan pelajaran bagi kita semua. Dan mari kita berdo’a semoga barang-barang berharga yang dicuri si maling dapat segera dikembalikan ke tangan Isro’ dan keluarga. Amin Ya Rabbal’alamin. J
Ada beberapa Tips yang bisa Penulis berikan pada kesempatan ini terkait perjalanan ke tempat wisata seperti ke taman air (kolam pemandiaan) :
1.        Sebelum mengunjungi tempat wisata, pastikan tempat wisata yang dikunjungi sebuah tempat yang aman dari penjagaan. Jangan asal datang ke tempat wisata yang sangat tinggi angka kriminalnya. So, carilah informasi yang up date dan detail melalui teman atau tetangga yang pernah mengunjunginya dan juga bisa searching lewat internet atau situs perjalanan (wisata).

2.       Ketika hendak berkunjung ke tempat wisata tersebut, berdo’alah pada sang pencipta. Dan pastikan barang bawaan, barang-barang yang tidak mengundang bahan curigaan atau mengundang keinginan orang untuk mencurinya. Atau kalau ingin membawa juga, usahakan menutupinya dari orang banyak guna menutupi resiko kehilangan atau pencurian. Seperti menutupinya dengan tas biasa, dengan jilbab. Untuk kamera mahal yang dijadikan sarana dokumentasi yang sangat diminati. Usahakan ada orang yang memegangnya. Jangan sampai sembarang diletakkan seperti di tepi kolam ataupun di bawah pohon rindang. Karena akan menimbulkan resiko kelupaan dan memberi kesempatan bagi orang untuk mencurinya.

3.       Kemudian ketika hendak pulang atau keluar dari tempat wisata tersebut, pastikan semua barang sudah di bawa dan perhatikan jejak-jejak ataupun tingkah lain tiba-tiba mengikuti dari depan, belakang, samping kanan dan kiri. Karena bisa jadi itu mata-mata ataupun pencuri yang akan selalu mengikuti langkah jejak kita.

4.       Dan berdo’a syukurlah kepada sang pencipta ketika sampai di rumah dengan keadaan selamat tanpa gangguan sedikitpun. 

Writer: HASAN ASYHARI (Mahasiswa Jurusan Sosiologi UNP)

Thursday, July 4, 2013


sumber: ciputranews.com
Mahasiswa sebagai sosok intelek tak bisa dilepaskan dari dunia membaca. Perkembangan pemikiran manusia terkhusus mahasiswa mustahil datang begitu saja tanpa sebuah aktifitas yang dikenal dengan membaca. Namun, problema saat kini adalah minat baca itu sendiri. Hal demikian menjadi salah satu masalah besar bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, saat ini minat baca masyarakat Indonesia termasuk yang terendah di Asia. Indonesia hanya unggul di atas Kamboja dan Laos. Padahal semakin rendah kebiasaan membaca, penyakit kebodohan dan kemiskinan akan berpotensi mengancam kemajuan dan eksistensi bangsa ini. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kondisi di Jepang. Saat ini tentu kita sudah melihat bagaimana kemajuan perkembangan iptek di Jepang.
Semua itu disebabkan karena pemerintah Jepang sangat memprioritaskan kebutuhan bahan bacaan masyarakatnya, terutama anak-anak sekolah dan mahasiswa, sehingga tak mengherankan jika perpustakaan, terutama di kampus-kampus Jepang, selalu ramai dikunjungi mahasiswa. Berbeda dari kondisi perpustakaan kampus di Indonesia, perpustakaan kampus tak lebih hanya sebagai tempat penyimpanan dan pajangan berbagai koleksi buku dan bahan referensi lainnya. Lebih ironis lagi, perpustakaan kampus sering dijadikan sebagai tempat untuk pacaran, bukan tempat membaca dan berdiskusi. Sebagai seorang mahasiswa dan calon ilmuwan, perpustakaan seharusnya menjadi tempat yang paling dicari, terutama dalam mencari referensi untuk membuat atau menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.
Menumbuhkan Minat Baca
Faktor yang menjadi peyebab sepinya perpustakaan, selain minat baca mahasiswa yang menurun, juga karena perpustakaan tidak bisa mengikuti perkembangan zaman dengan tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan tugas-tugas kuliah, mahasiswa seringkali lebih memilih cara instan, yaitu mencari di internet. Mengapa minat baca mahasiswa rendah? Menurut (Arixs: 2006) ada enam faktor penyebab: (1) Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat mahasiswa harus membaca buku, (2) banyaknya tempat hiburan, permainan, dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian mereka dari membaca buku, (3) budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita, sedangkan budaya tutur masih dominan daripada budaya membaca, (4) sarana untuk memperoleh bacaan seperti perpustakaan atau taman bacaan masih merupakan barang langka, (5) tidak meratanya penyebaran bahan bacaan di berbagai lapisan masyarakat (6) serta dorongan membaca tidak ditumbuhkan sejak jenjang pendidikan praperguruan tinggi.
Perpustakaan sesungguhnya memainkan peranan penting bagi terciptanya budaya membaca bagi mahasiswa. Perpustakaan merupakan jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan, dapat memberikan kontribusi penting bagi terbukanya akses informasi, serta menyediakan data yang akurat bagi proses pengambilan sumber-sumber referensi bagi pengembangkan ilmu pengetahuan. Dan semua itu hanya bisa di dapatkan dengan cara membaca. Oleh sebab itulah, perpustakaan kampus hendaknya didesain sedemikian rupa supaya mahasiswa dan civitas academika lebih betah berada di sana. Perpustakaan harus mampu memenuhi dahaga para mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan dengan empat cara. Pertama, menambah sarana dan prasarana perpustakaan, seperti adanya fasilitas dan jaringan internet atau wi-fi, memperbanyak ruang diskusi, dan memperbaiki ruang bacaan. Jika hal ini dapat diwujudkan, tentu akan menarik perhatian mahasiswa berkunjung ke perpustakaan. Kedua, memberikan pelayanan yang baik, ramah, dan bersahabat. Hal ini sangat penting mengingat para pengunjung adalah mahasiswa yang berpendidikan. Jadi jika ada pelayanan dari petugas yang kurang baik dan kurang memuaskan tentu mereka akan protes dan kurang nyaman dalam menggunakan fasilitas perpustakaan. Ketiga, tersedianya koleksi buku yang memadai. Koleksi bahan bacaan (buku atau literarur) merupakan komponen yang paling penting bagi perpustakaan. Koleksi yang harus dimiliki oleh perpustakaan minimal adalah buku wajib bagi setiap mata kuliah yang diajarkan dan jumlahnya harus memadai. Menurut SK Mendikbud 0686/U/1991, setiap mata kuliah dasar dan mata kuliah keahlian harus disediakan dua judul buku wajib dengan jumlah eksemplar sekurang-kurangnya 10 % dari jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. Keempat, menciptakan iklim membaca di kampus. Lingkungan akademik yang kondusif akan mendorong mahasiswa untuk rajin ke perpustakaan. Hal itu bisa dilakukan, misalnya dengan cara dosen memberikan tugas membaca bagi mahasiswanya. Jika perpustakaan dapat memberikan layanan yang baik dan menyediakan berbagai kebutuhan literatur yang dibutuhkan, maka mahasiswa akan banyak mendatangi perpustakaan. Lingkungan yang demikian memang tidak bisa diciptakan sendirian oleh perpustakaan, melainkan harus bekerja sama dengan seluruh warga kampus.
BIODATA: HASAN ASYHARI, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi-Antropologi FIS UNP.