Catatan Hati: Visited to My Home of Wisma At-Takhwin
Sore itu (Minggu, 5 Januari
2014), Aziz meneleponi-ku. Namun, tak terjawab olehku teleponnya. Handphone tidak bersamaku waktu itu.
Kebetulan aku taruh dalam lemari karena sedang membersihkan bak mandi di
rumah-ku. Ku-coba membalas teleponnya melalui SMS (Short Message Service). Namun, juga tidak bisa terkirim. Jaringan
kartu GSM-ku tidak bersahabat waktu itu. Lalu aku coba terus-menerus. Aku tak
mau putus asa dan ingin sekali membalas rasa penasaran itu. Aku coba terus dan
akhirnya jebol. (Isshh, kayak kanal lumpur di Sidoarjo aja.. hehe.. -red)
“Asslmkm,
af1 ziz, tadi hp wak dalam lamari. Ado apo Ziz?”
Bunyi SMS pertamaku berbahasa Minang.
“San kami ka pai ka rumah San. Awak, bang Rian, bang Redo, Piki, Rusef
dan Chandra.” Balas Aziz juga
berbahasa Minang.
“Hah,
kok mendadak Ziz??” Tanyaku
terkejut. Hingga tak ada lagi sms Aziz yang muncul di layar HP-ku. Aku-pun
kembali memulainya.
“Kini
dima Ziz?” Balasku balik.
“Di
rumah wak,” jawabnya singkat.
“Jam
bara ziz ka rumah wak?” Tanyaku lagi.
“Jam 7,” balasnya.
Tiba-tiba muncul sms dengan
nomor GSM yang berbeda.
“San,
kami lah tibo. Shalat di masjid Tauhid.” Bunyi sms itu.
“Ok, ditunggu!” Balasku
yakin.
Tak beberapa lama setelah
itu muncul, di depan rumahku datang satu motor. Ternyata mereka adalah Aziz dan
Chandra. Lalu datang Piki dan Bang Redo. Kemudian datang Rusef dan Bang Rian.
Kedatangan mereka cukup mengejutkan.
“Tadi katanya di masjid,
kok mendadak datang,” utaraku dalam hati.
Ibu-pun langsung menggelar karpet permadani
merah, yang biasa kami gelarkan ketika ada tamu yang datang ke rumah. Aku dan
orangtua menyuruh mereka masuk. Mereka juga bersalaman dengan orangtuaku. Tak
berapa lama menduduki kursi tamu, Aziz mengusulkan shalat maghrib berjama’ah di
masjid Tauhid. Masjid itu yang terdekat dari rumahku.
Usai shalat maghrib, kami
kembali ke rumah. Setiba di rumah, Ibu menyiapkan empek-empek Palembang buatan
pamanku. Dan gorengan khas Padangpanjang. Kami makan bersama sembari
berbincang-bincang dengan orangtua-ku. Tak lama setelah itu. Kami foto bersama.
Sekian cerita singkat aku
dan teman-teman wisma At-Takhwin ketika jaulah ke rumahku. Salam cinta cause
Allah swt J. Semoga ukhuwah islamiyah kami tetap terjaga
hingga ajal menjemput. Semoga kita dipertemukan di Syurga-Nya nanti. Aamiin.
0 comments:
Post a Comment