Tuesday, January 7, 2014

Catatan Hati: Visited to My Home of Wisma At-Takhwin



Sore itu (Minggu, 5 Januari 2014), Aziz meneleponi-ku. Namun, tak terjawab olehku teleponnya. Handphone tidak bersamaku waktu itu. Kebetulan aku taruh dalam lemari karena sedang membersihkan bak mandi di rumah-ku. Ku-coba membalas teleponnya melalui SMS (Short Message Service). Namun, juga tidak bisa terkirim. Jaringan kartu GSM-ku tidak bersahabat waktu itu. Lalu aku coba terus-menerus. Aku tak mau putus asa dan ingin sekali membalas rasa penasaran itu. Aku coba terus dan akhirnya jebol. (Isshh, kayak kanal lumpur di Sidoarjo aja.. hehe.. -red)
“Asslmkm, af1 ziz, tadi hp wak dalam lamari. Ado apo Ziz?” Bunyi SMS pertamaku berbahasa Minang.
San kami ka pai ka rumah San. Awak, bang Rian, bang Redo, Piki, Rusef dan Chandra.”  Balas Aziz juga berbahasa Minang.
“Hah, kok mendadak Ziz??”  Tanyaku terkejut. Hingga tak ada lagi sms Aziz yang muncul di layar HP-ku. Aku-pun kembali memulainya. 
“Kini dima Ziz?”  Balasku balik.
 “Di rumah wak,”  jawabnya singkat.
“Jam bara ziz ka rumah wak?” Tanyaku lagi.
“Jam 7,” balasnya.
Tiba-tiba muncul sms dengan nomor GSM yang berbeda.
“San, kami lah tibo. Shalat di masjid Tauhid.”  Bunyi sms itu.
“Ok, ditunggu!” Balasku yakin.
Tak beberapa lama setelah itu muncul, di depan rumahku datang satu motor. Ternyata mereka adalah Aziz dan Chandra. Lalu datang Piki dan Bang Redo. Kemudian datang Rusef dan Bang Rian. Kedatangan mereka cukup mengejutkan.
“Tadi katanya di masjid, kok mendadak datang,” utaraku dalam hati.
 Ibu-pun langsung menggelar karpet permadani merah, yang biasa kami gelarkan ketika ada tamu yang datang ke rumah. Aku dan orangtua menyuruh mereka masuk. Mereka juga bersalaman dengan orangtuaku. Tak berapa lama menduduki kursi tamu, Aziz mengusulkan shalat maghrib berjama’ah di masjid Tauhid. Masjid itu yang terdekat dari rumahku.
Usai shalat maghrib, kami kembali ke rumah. Setiba di rumah, Ibu menyiapkan empek-empek Palembang buatan pamanku. Dan gorengan khas Padangpanjang. Kami makan bersama sembari berbincang-bincang dengan orangtua-ku. Tak lama setelah itu. Kami foto bersama.
Sekian cerita singkat aku dan teman-teman wisma At-Takhwin ketika jaulah ke rumahku. Salam cinta cause Allah swt J.  Semoga ukhuwah islamiyah kami tetap terjaga hingga ajal menjemput. Semoga kita dipertemukan di Syurga-Nya nanti. Aamiin.

0 comments:

Post a Comment