Tuesday, September 11, 2012

Perjalanan Pagi di Kota Tercinta


            Pagi ini kumulai dengan melaksanakan beberapa gerak pemanasan yang sering kulakukan di pelataran rumah. Setelah itu, ku ambil jaket merahku dan ku buka pagar bercat putih yang selalu berdiri di hadapan rumahku. Ku mulai dengan berlari kecil sembari menghirup segarnya udara pagi di kota nan sejuk ini.
            Pertama kulewati gang kecil di samping rel kereta api. Jalan kecil yang sering jadi bahan perhatianku tiap berjalan. Di kanan-kiri nya ku menjumpai pernak-pernik kehidupan. Di sebelah kanan kulihat depot air Halen’s. Sedangkan, di kirinya kujumpai tempat bimbingan belajar AL Jabar namanya.
            Setelah sampai di persimpangan rel kereta api. Kakiku melangkah ke arah atas. Kulewati jalan kampong cina. Dan ku temui warung bakso Amin. Tempat makan bakso favorit di kotaku.
Ku berbelok ke kanan. Kulewati pasar yang masih sunyi dengan umat manusia. Meskipun ada satu-satu, namun mereka adalah penjual mainan, aksesoris kaca mata yang ada di pelataran toko-toko di pasar itu.
            Tak seperti biasanya. Pasar yang selalu bersih setiap pagi hari saat itu masih dipenuhi dengan rimbunnya gerobak-gerobak penjual makanan yang biasanya mangkal setiap malam di badan pusat pasar. Mungkin karena masih dalam suasana lebaran. Tentu mereka ingin mendapatkan keberkahan hari di nan fitri.
            Sambil menatapi gerobak-gerobak yang tertutupi dengan plastik yang berwarna-warni itu. Ku langsung berbelok ke arah masjid Mardiyah. Ku lewati masjid itu dengan berbelok kanan menuju pasar gang kecap namanya. Tak seperti biasanya juga. Biasanya badan jalan pasar ini sudah dipenuhi dengan peralatan para pedagang pasar. Namun, semenjak lebaran para pedagang yang berasal dari berbagai daerah di dalam dan di luar kotaku meliburkan diri untuk silaturrahmi bersama sanak keluarga.
            Kemudian, aku pun berbelok arah pulang. Ku berjalan lurus menuju gang ucapan Selamat Datang di Kel.Tanah Hitam yang sudah dipenuhi tumbuhan liar di atasnya. Ku lihati depot air yang di depannya dipenuhi dengan jejeran galon-galon yang akan diisi dengan berbagai volume air. Ku terus berjalan hingga menembus jalan menuju rumahku. Ku perhatikan mobil jazz biru di sebelah rumahku. Ku berpikir, mobil itu punya siapa ya? Tanyaku dalam hati. Tak terlalu lama kumemikirkan itu. Aku pun masuk ke dalam pagar rumahku. Lalu ku ambil seikat sapu lidi untuk membersihkan sampah-sampah bungkusan makanan di sekitar pekarangan rumahku.
            Ku sapu. Ku tarik satu persatu sampah hingga masuk ke dalam pekarangan rumah. Dan ku angkat dengan tangan yang sudah ku bungkus dengan kantong plastik hitam di dalam bak sampah plastic di sudut rumahku. Betapa lega hati dan pikiranku setelah melihat hilangnya sampah-sampah yang membuat kepalaku hampir pecah dibuatnya. Itulah perjalanan singkatku pada pagi hari di pasar nan tercinta.
-HASAN ASYHARI-

0 comments:

Post a Comment