Tuesday, December 24, 2013

Resensi Buku Puisi: Segubuk Rasa Lewat Syair Denni



Judul               : Rembang Dendang
Pengarang       : Denni Meilizon
Penerbit           : Alif Gemilang Litera, Yogyakarta
Cetakan           : Pertama, September 2013
Tebal Buku      : xxiv+126 halaman
ISBN               : 978-602-7692-53-4

            Rembang Dendang bak segubuk rasa yang dituangkan lewat tulisan indah dan dalam makna. Demikian sang penyair menuliskannya dalam sebuah buku puisi tunggal. Setiap puisi yang ditulis penuh akan makna dan kemunculan berbagai realita kehidupan umat manusia. Denni Meilizon, beliaulah penyair itu. Menulis puisi tidak lagi hanya pada sepucuk kertas yang jika dilipat mudah rusak. Eksistensi menulis puisi masa kini sudah menggenggam dunia maya atau on line. Dari sanalah si penyair mulai membungkus syair-syairnya tersebut pada sebuah buku. Jika dicari penyair yang menuangkan karya puisinya di dunia maya seperti facebook. Beliaulah salah satunya. Tak segan, si penyair menuangkan tiap larik puisinya ke dunia jejaring sosial tersebut.
            Buku ini berisikan 103 puisi penyair yang ditulis dari akhir 2012 hingga pertengahan 2013. Si penyair tampaknya senantiasa cermat mengamati persoalan-persoalan hidup yang bergerak di lingkungannya, biar sekecil apapun persoalan itu, termasuk juga persoalan yang menyentuh hidup dan kehidupan pribadinya, akan selalu dihayati dan direkamnya sebagai pengalaman batin yang berharga, untuk kemudian lewat daya imajinasi dan kemampuan puitisnya. Hal demikian diungkapkannya ke dalam larik-larik puisi.
            Penyair yang sudah pernah menerbitkan dua buku puisi tunggalnya ini mensyairkan karyanya dengan indah. Barangkali kualitas itu terlihat dari kematangan si penyair menguasai bahasa, pengalaman batin dan kemampuan penyairan Denni Meilizon dalam mengungkap masalah hidup dan kehidupan lewat puisi. Berbagai endorsement dari para penyair dan kritisi satra lebih memaknai puisi-puisi dalam buku ini. Hal terunik dalam buku ini ketika salah satu puisi yang berjudul “Ini Peri” menyorot mata pembaca ketika hendak membalikkan lembar-perlembar kertas buku ini. Di awali dengan gambar seumpama ibu peri yang terakit dengan syair yang indah. Seakan menunjukkan kekreatifitasan si penyair dalam menguraikan rasanya. Puisi tersebut lebih lengkap lagi jika ditambah gambar-gambar ataupun lukisan tentang judul-judul yang dianggap unik.
            So, bagi penikmat sastra dan juga bagi penyair pemula. Silakan baca buku puisi ini. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari tiap larik yang disajikan oleh sang penyair.
(Hasan Asyhari, anggota Forum Aktif Menulis Indonesia)   


0 comments:

Post a Comment