Tuesday, January 14, 2014

SOLUSI CERDAS AKTIVIS DAKWAH KAMPUS


Oleh : Piki Setri Pernantah*

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)

Dakwah kampus adalah suatu hal yang mungkin tak asing lagi untuk didengar. Hal ini menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibahas dan diperhatikan. Dengan berbagai pergerakan dan dinamikanya, para aktivis dakwah kampus terus-menerus secara berkesinambungan menjalankan agendanya. Kampus semakin akrab dengan nuansa pergerakan mahasiswa muslim, dengan berbagai aktivitas yang dilakukan seperti mentoring, kajian rutin, halaqah, seminar sampai pada aksi-aksi keummatan. Kampus tidak lagi sekedar tempat tumbuhnya lokus intelektual semata. Ia pun semakin kental menjadi pusat pertumbuhan semangat dan aktivitas keislaman yang signifikan.

Nah, sekarang siapa itu aktivis dakwah kampus? Aktivis dakwah kampus adalah para mahasiswa yang aktif dalam kegiatan dakwah dan keislaman di dalam tataran kampus. Mereka adalah orang-orang yang selain sibuk menjalankan aktivitas perkuliahan, mereka juga aktif untuk berdakwah dan berusaha menyebarkan segala kebaikan. Selain itu, para aktivis dakwah kampus juga merupakan para mahasiswa yang tentunya berhubungan langsung dengan lingkungan kampus, menuntut mereka untuk mampu bersosialisasi di unsur-unsur yang ada dalam maupun luar kampus sekalipun. Sebagai contoh, dalam lingkup studinya baik di fakultas atau jurusan, organisasi mahasiswa atau UKM, kontrakan atau kos teman, dan sebagainya. Hal-hal semacam ini hendaknya menjadi perhatian dan ditanggapi secara bersama oleh para aktivis dakwah kampus sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan misi dakwahnya.

Sarana yang digunakan untuk aktivitas dakwah mereka adalah seperti lembaga-lembaga dakwah yang ada di kampus. Dalam lembaga dakwah kampus tersebut, para aktivis dakwah tentunya memiliki ranah dan amanah-amanah yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan organisasi dan potensi yang dimiliki oleh para aktivis. Terdapat tiga ranah yang ada di dalam aktivitas dakwah kampus, yaitu ranah dak’wi, ranah siyasi, dan ranah ilmi’. 

Dalam setiap aktivitas dakwah di kampus, tentu banyak hal yang dapat dilihat dan dirasakan oleh para aktivis dakwah. Berbagai tantangan mesti dihadapi, berbagai persoalan mesti dicarikan solusi serta berbagai permasalahan dan pertanyaan mesti mendapatkan jawaban. Sebuah jawaban yang harus didapatkan dari para aktivis dakwah kampus sebagai para pelaku dalam menjalankan misi dakwahnya. Begitupun tidak terkecuali sebuah lembaga dakwah kampus, tentunya akan banyak tantangan, hambatan atau kendala yang dihadapi terkait visi dan misi suatu lembaga tersebut. Hal itu juga membutuhkan solusi dan jawaban.

Untuk menjawab berbagai permasalahan dan problematika yang dihadapi dalam aktivitas dakwah, baik dalam pribadi aktivis dakwah maupun lembaga dakwah. Hal yang pertama yang mesti diperhatikan adalah posisi dari para aktivis dakwah. Pada dasarnya para aktivis dakwah kampus sama dengan mahasiswa lain. Namun, dalam setiap aktivitasnya para aktivis dakwah kampus selalu mendapat sorotan dari para mahasiswa lain. Posisi para aktivis dakwah yang senantiasa dalam setiap aktivitasnya berusaha memberikan dan menebarkan nilai-nilai kebaikan dikampus, hal itu bisa saja menjadi suatu bahan kajian yang pragmatis bagi mahasiswa lain atau orang sekitar terkait pola perilaku dan aktivitas para aktivis dakwah yang jika ada melakukan suatu kesalahan atau sesuatu yang tidak wajar.

Setelah memahami posisi berada dimana, maka selanjutnya baru menganalisis berbagai permasalahan dalam tataran jama’ah dan lembaga dakwah. Banyak hal yang bisa menjadi jawaban para aktivis dakwah agar lebih bisa menembus tantangan dakwah di kampus. Hal selanjutnya, yang bisa dilakukan adalah bagaimana membuat lembaga dakwah bisa memiliki internal yang solid dan kokoh, mampu satukan gerak langkah untuk mencapai visi misi bersama secara jelas, dan memiliki struktur yang mantap serta  kepahaman para aktivis dakwah akan amanah dan tanggungjawab. Setelah internal baik dan lancar, maka selanjutnya bisa dilakukan pencitraaan terhadap lembaga dakwah dan aktivis dakwahnya. Berusaha membangun citra baru yang lebih inklusif dalam pergaulan dan pandangan publik. Selain itu, perlu juga adanya re-marketisasi lembaga agar para aktivis dakwah kampus tidak hanya dipanggil dalam acara-acara baca do’a atau diminta meruqyah bila ada orang kesurupan. Tetapi ada harapan yang lebih yang mesti ditargetkan untuk kemajuan dakwah kampus.

Setelah lembaga kokoh dan solid serta kredibilitas sosial dalam lembaga dan aktivis terbangun, maka sudah saatnya figur aktivis dakwah kampus muncul menjadi pemimpin yang melayani (khadimul ummah) dan menjadi contoh bersama. Di sini dibutuhkan profil aktivis yang ideal dengan kepemimpinan efektif untuk mengulang kisah sukses para khalifah dalam rentang sejarah keemasan Islam. Terlebih jika dibangun dengan lebih dekat, akrab dan bersahabat.

*Penulis merupakan aktivis dakwah kampus dari Fakultas Ilmu Sosial Uiversitas Negeri Padang (FIS UNP). Sekarang ia juga diamanahkan sebagai Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa FIS UNP. Ia juga aktif di dakwah kampus lini siyasi.




0 comments:

Post a Comment