Petir Kelemahan
Sebut saja
Hanif, seorang remaja yang berumur 20 tahun yang sedang kuliah pada jurusan
Biologi di sebuah perguruan tinggi swasta di Medan. Pada kuliah semester 4 ini
dia disibukkan dengan berbagai kegiatan organisasi yang diamanahkan kepadanya
mulai dari organisasi tingkat fakultas hingga universitas. Dia anak yang cerdas, baik, rajin dan tidak
sombong sesuai dengan namanya.
Pada suatu
hari, organisasi yang dia ikuti akan menyiapkan acara gladi resik untuk
mempersiapkan acara esoknya. Sebut saja acara Diskusi Panel Kepemudaan Masa
Kini. Dia diberi amanah untuk menjemput sound sytem ke organisasi kampus yang
lumayan jauh jaraknya dengan menggunakan sepeda motor. Namun, dia malah
menolaknya karena merasa belum bisa mengendarai sepeda motor. ”Gak, saya gak
mau”, ungkapnya dengan suara agak pelan. “Kenapa??”, kata Arini seorang cewek
yang merupakan ketua pelaksana acara itu. “saya tidak bisa bawa motor”,
jawabnya dengan rasa malu.
“Ah,lemah..Laki-laki
gak bisa bawa motor”, balas cewek yang ngomongnya selalu ceplas ceplos itu. Hal
ini menjadikan Hanif merasa malu dan terhimpit dari kenyataan, hingga Hanif
pergi dari tempat itu dan pulang ke rumah. Setiba di rumah dia menutupi diri
dan merenungi omongan temannya tadi. Maklum saja Hanif berkata seperti itu,
sebab dia pernah mengalami kecelakaan yang cukup parah hingga dirawat di Rumah
Sakit berminggu-minggu lamanya waktu dia SMP dan motor yang dibawanya adalah
motor baru temannya. Hingga hal itu selalu mendatangkan trauma pada dirinya.
Dan ketika ada yang nyuruh dia bawa motor, dia langsung menghilang dari
perkumpulan teman-temannya. Karena ada perasaan takut untuk ditertawai oleh
teman-temannya. (HA)
0 comments:
Post a Comment