Resensi Buku : Hidup Bukan Sandiwara
Refleksi Hidup Menuju Sang Khalik
Judul
: Hidup Bukan Sandiwara
Pengarang
: M. Syahria Permana Jaya
Penerbit
: Pustaka Ulumuddin, Bandung
Cetakan
: Pertama, Mei 2004 M
Tebal Buku
: 91 halaman
Memang
hidup penuh misteri. Bahkan kita tidak tahu persis mengapa kita bisa bernapas,
berkedip, berbicara, melihat, dan sebagainya. Dari manakah gerangan semua
kemampuan itu? Sementara ada sosok lain yang terbujur kaku, memiliki
kelengkapan organ sebagaimana kita namun tidak bernapas, berkedip, berbicara, melihat
yaitu ketika kemampuan untuk itu dicabut oleh pemiliknya.
Buku
yang simple untuk dibawa kemana pergi
ini sangat mudah dipahami karena bahasa yang dekat dengan keseharian. Dalam
buku ini penulis ingin menyampaikan gugatan nurani anak manusia untuk mencari
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu, menyikap tabir kehidupan dengan sederet
misteri dan rahasia yang terkandung di dalamnya. Banyak diantara kita
menyaksikan sederet realitas hidup yang penuh misteri. Seperti halnya betapa
banyak orang-orang yang tersesat oleh pemikirannya sendiri dan menjalani hidup
dengan penuh kegalauan.Tak
sedikit orang yang bergelimang kekayaan namun selalu dihantui oleh penyakit dan
akhirnya mencapai puncak sakaratul maut. Berbagai masalah datang silih
berganti, seakan-akan hendak menenggelamkan nafsu yang tak pernah merasa puas.
Dan perjuangan pun sia-sia, karena arah hidup tidak selaras dengan kehendak
sang pencipta.
Di
saat yang sama, sederet orang berjejer melantunkan ayat-ayat Allah swt.
Seolah-olah mereka sudah menemukan muara hati menuju kehidupan yang lebih baik.
Mereka berjuang dengan keimanan yang ditunjukkan oleh Sang Pemilik jagad raya
ini. mereka tak lagi dihantui rasa takut, cemas dan sedih. Karena Allah swt
Maha Kaya, Maha Pemurah dan Maha Pengampun. Andai kekhilafan menerpa mereka
yakin Allah swt akan selalu menerima taubat setiap kekhilafan yang diperbuat
hamba-hambanya.
Dilihat dari cover atau perwajahan
buku sudah cukup bagus malahan judulnya membuat pembaca penasaran ingin
membacanya ditambah lagi dengan ke-simple
an buku yang gampang untuk dibawa kemana pergi. Tiap bab dibatasi oleh lembaran
judul bab dan bagian dalam buku gambar dan tulisannya hanya fokus pada warna
hitam jadi kelihatan cukup kaku. Namun hal tersebut tak menjadi masalah karena
dilengkapi ayat-ayat dalam Al Qur’an pada setiap pembuka bab. (Hasan Asyhari)
0 comments:
Post a Comment