Resensi-BLISS (Menanti Senyum Tuhan di Sudut Istanbul)
Turki dalam Ekspresi Zaman
Judul : BLISS (Menanti Senyum Tuhan di
Sudut Istanbul)
Pengarang : O.Z.Livaneli
Penerbit : Bentang, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Mei 2009
ISBN : 978-979-1227-59-9
Kebudayaan Turki yang beragam dan
konflik yang sedemikian akut sehingga ibarat ada satu hingga dua negara dalam
satu negara mengundang berbagai pertanyaan seputar itu. Banyak rakyat sendiri
tak mengetahui detail keanekaragaman budaya dan gaya hidup negara tempat ia
tinggal berpuluh-puluh tahun lamanya ini. Novel “International Best Seller” karangan Livaneli sang pengarang di
negeri Istanbul ini berupaya melukiskan gambaran Turki masa kini dan
kebudayaannya yang kuno serta menunjukkan betapa terpecah-pecahnya negara itu
dan rakyatnya. Livaneli mengungkapkan keindahan dan kekejaman negara itu, serta betapa ketaatan,
penghargaan, dan kehormatan kolektif
menyatukan orang-orang dan
menghalangi mereka dari kebahagiaan mereka sendiri.
Novel ini amat cerdas, jujur,
terbuka dan agresif dalam melukiskan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat
Turki dan kebudayaannya yang kuno. Novel ini seakan membuat pembaca memahami
akan kondisi Turki pada masa kini dan rakyatnya dengan lebih baik dan
bersimpati kepada mereka. Buku “Bliss” terbitan Bentang ini menggambarkan
kehidupan yang nyata dan tak diketahui dari orang-orang sederhana yang tinggal
di pelosok daerah timur dengan norma-norma kehidupan mereka sendiri yang sudah
sangat tua. Mereka menunjukkan kebenaran mereka sendiri mengenai kehidupan dan kematian, pandangan
mereka akan benar dan salah. Jelas pembaca akan serasa menarik napas tanpa jeda
saat membaca buku yang sudah diterjemahkan hampir sepuluh bahasa di dunia.
Peng-coveran buku International
Best Seller ini sangatlah menarik dengan tiga tokoh berbeda karakter dengan
latar sebuah sungai dan bangunan di salah satu sudut negara Turki dengan
kebudayaannya yang unik. Masih ditemukan kata-kata imbuhan asing dalam setiap
bagian buku ini. Terkadang pembaca mengalami sedikit penasaran akan kosa kata
yang ditulis dalam lembaran kertas pada novel ini. Serta kertas koran yang
digunakan sebagai print out novel
masih dijumpai dalam berbagai novel Best Seller seperti novel yang dikarang
Livaneli yang juga merupakan pengarang The
Leyla’s House ini. Tak terlalu menjadi masalah akan kelemahan cetakan novel
ini. Simpatisan pembaca telah menghibur dan mampu menutupi kekurangan novel ini.
Bagi sobat penggemar novel terjemahan Best Seller nan penuh historis ini sangat
cocok dibaca dan juga bisa dijadikan sebagai referensi sejarah salah satu
negara islam ini. (Hasan Asyhari,
anggota Forum Aktif Menulis Indonesia)
0 comments:
Post a Comment