Awal Tahun 2013 Masehi: Menuju Kedewasaan Diri
Alhamdulillah, hari ini adalah awal masuknya tahun baru
Masehi. Meskipun bukan merupakan tahun barunya umat Islam, setiap insan harus
tetap untuk memperbaharui niat demi menuju perubahan agar selamat hidup di
dunia dan di akhirat kelak. Sekaligus mengoreksi diri selama lebih kurang 365
hari hidup di atas bumi Allah nan indah ini. Aku menafsirkan awal tahun baru
Masehi hanya sebatas tahun koreksi diri tak seperti pemuda-pemudi biasanya yang
menjadikan tahun baru sebagai ajang berdua-duaan dengan lawan jenis,
berfoya-foya ke tempat rekreasi yang tidak begitu banyak manfaatnya. Kumenulis
tentang hal ini bukan bermaksud mengagung-agungkan tahun Masehi. Namun, sedikit
mencurahkan perasaan hati di awal tahun baru Masehi 2013 ini. Aku menyadari
masih banyak umat islam yang masih belum paham dan sadar akan makna tahun baru
Masehi ini alias masih salah konteks. Mereka juga tak menyadari bahwa sebenarnya
mereka merayakan kematian Isa Al-Masih atau Tuhan Yesus yang biasa dikenal umat
kristiani di seluruh penjuru dunia.
Aku sebagai hamba yang dhoif dan penuh akan kekhilafan serta dosa-dosa yang tak mampu dihitung
oleh memori otak. Berharap akan ada segelumit pembaharuan pada diriku. Baik
pembaharuan akan hal ibadah kepada sang Khalik maupun sikap dalam berhubungan
akan sesama manusia. Melirik setahun ke belakangan dirasa banyak hal yang
pernah dilakukan dan tak disadari ada yang berbau positif dan juga negatif. Melihat
kembali sejarah awal tahun 2012. Di mana tahun itu di mulai dari keantusiasan
diri untuk menulis. Ini terbukti ketika tulisan pertama terbit di koran
Singgalang Minggu, koran lokalnya Sumatera Barat. Berkat izin Allah swt,
beberapa tulisan yang aku kirim senantiasa diterbitkan koran itu. Tidak hanya
puisi namun juga resensi, laporan perjalanan, catatan kuliah, cerpen dan
tulisan lainnya. Selain itu aku juga mulai melirik media dunia maya alias online. Aku pun mulai memposting tulisan
di koran digital, blog pribadi, kompasiana.com dan sebagainya. Tak hanya dalam
bentuk helaian, tulisanku juga ada Antologi
Puisi dan Cerpen yang tergabung dalam penerbitan FAM Publishing. Dan
sekarang masih diberi kesempatan untuk senantiasa aktif mengirimkan berbagai
tulisan yang tergabung dalam proyek maupun sayembara penulisan baik puisi
maupun cerpen.
Selain berbagai penghargaaan tersebut. Aku masih dihadapkan
pada kenyataan hidup. Pada tahun itu juga aku masih belum mampu tampil
berbicara di depan umum, meskipun pernah itupun masih cakupan lokal
(teman-teman selokal). Dan juga dari segi keterampilan, skill yang aku miliki hanya kemampuan itu-itu saja yang masih
serupa dengan tahun sebelumnya. Masih belum mampu mengendarai sepeda motor ke
jalan besar (jalan raya) apalagi di kota Padang yang segala hal serba cepat
mengikuti garis jalan. Dan berbagai hal lainnya yang selalu menjadi buah
pemikiran olehku. Namun, aku senantiasa mencoba, berusaha dan berdo’a tentang
segala hal yang aku cita-citakan agar senantiasa dikabulkan-Nya.
Sejenak bermuhasabah diri, “Akankah kelemahan ini akan
setia berada dalam jurang kelemahan? Akankah keberhasilan ini akan bisa
dipertahankan? Ini tantangan besar untukku, hanya diri ini yang akan mampu
menjawabnya. Awal tahun ini mencoba mengoreksi kembali hal-hal yang sudah
pernah dilakukan. Ada suka dan ada dukanya pula. Keduanya sama-sama seimbang
sebagai bukti Kemahaadilan Sang Kuasa. Bagaimana kedua hal tersebut bisa saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya sehingga tercapainya tujuan diri
yakni kebahagiaan dunia wal akhirat kelak. Wallahu
‘alam bis shawab.
0 comments:
Post a Comment