Monday, January 7, 2013

Awal Tahun 2013 Masehi: Menuju Kedewasaan Diri


            Alhamdulillah, hari ini adalah awal masuknya tahun baru Masehi. Meskipun bukan merupakan tahun barunya umat Islam, setiap insan harus tetap untuk memperbaharui niat demi menuju perubahan agar selamat hidup di dunia dan di akhirat kelak. Sekaligus mengoreksi diri selama lebih kurang 365 hari hidup di atas bumi Allah nan indah ini. Aku menafsirkan awal tahun baru Masehi hanya sebatas tahun koreksi diri tak seperti pemuda-pemudi biasanya yang menjadikan tahun baru sebagai ajang berdua-duaan dengan lawan jenis, berfoya-foya ke tempat rekreasi yang tidak begitu banyak manfaatnya. Kumenulis tentang hal ini bukan bermaksud mengagung-agungkan tahun Masehi. Namun, sedikit mencurahkan perasaan hati di awal tahun baru Masehi 2013 ini. Aku menyadari masih banyak umat islam yang masih belum paham dan sadar akan makna tahun baru Masehi ini alias masih salah konteks. Mereka juga tak menyadari bahwa sebenarnya mereka merayakan kematian Isa Al-Masih atau Tuhan Yesus yang biasa dikenal umat kristiani di seluruh penjuru dunia.
            Aku sebagai hamba yang dhoif dan penuh akan kekhilafan serta dosa-dosa yang tak mampu dihitung oleh memori otak. Berharap akan ada segelumit pembaharuan pada diriku. Baik pembaharuan akan hal ibadah kepada sang Khalik maupun sikap dalam berhubungan akan sesama manusia. Melirik setahun ke belakangan dirasa banyak hal yang pernah dilakukan dan tak disadari ada yang berbau positif dan juga negatif. Melihat kembali sejarah awal tahun 2012. Di mana tahun itu di mulai dari keantusiasan diri untuk menulis. Ini terbukti ketika tulisan pertama terbit di koran Singgalang Minggu, koran lokalnya Sumatera Barat. Berkat izin Allah swt, beberapa tulisan yang aku kirim senantiasa diterbitkan koran itu. Tidak hanya puisi namun juga resensi, laporan perjalanan, catatan kuliah, cerpen dan tulisan lainnya. Selain itu aku juga mulai melirik media dunia maya alias online. Aku pun mulai memposting tulisan di koran digital, blog pribadi, kompasiana.com dan sebagainya. Tak hanya dalam bentuk helaian, tulisanku juga ada Antologi  Puisi dan Cerpen yang tergabung dalam penerbitan FAM Publishing. Dan sekarang masih diberi kesempatan untuk senantiasa aktif mengirimkan berbagai tulisan yang tergabung dalam proyek maupun sayembara penulisan baik puisi maupun cerpen.
            Selain berbagai penghargaaan tersebut. Aku masih dihadapkan pada kenyataan hidup. Pada tahun itu juga aku masih belum mampu tampil berbicara di depan umum, meskipun pernah itupun masih cakupan lokal (teman-teman selokal). Dan juga dari segi keterampilan, skill yang aku miliki hanya kemampuan itu-itu saja yang masih serupa dengan tahun sebelumnya. Masih belum mampu mengendarai sepeda motor ke jalan besar (jalan raya) apalagi di kota Padang yang segala hal serba cepat mengikuti garis jalan. Dan berbagai hal lainnya yang selalu menjadi buah pemikiran olehku. Namun, aku senantiasa mencoba, berusaha dan berdo’a tentang segala hal yang aku cita-citakan agar senantiasa dikabulkan-Nya.
            Sejenak bermuhasabah diri, “Akankah kelemahan ini akan setia berada dalam jurang kelemahan? Akankah keberhasilan ini akan bisa dipertahankan? Ini tantangan besar untukku, hanya diri ini yang akan mampu menjawabnya. Awal tahun ini mencoba mengoreksi kembali hal-hal yang sudah pernah dilakukan. Ada suka dan ada dukanya pula. Keduanya sama-sama seimbang sebagai bukti Kemahaadilan Sang Kuasa. Bagaimana kedua hal tersebut bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya sehingga tercapainya tujuan diri yakni kebahagiaan dunia wal akhirat kelak. Wallahu ‘alam bis shawab.

0 comments:

Post a Comment