(Cerita Hikmah) Pengen Netbook Murah, Kepanikanpun Muncul
Susah sekali mencari netbook Axus di kota Padangpanjang,
Padang dan Bukittinggi aku pun mulai melirik shopping online (belanja secara online) lewat salah satu akun
jejaring sosialku. Terkendala pasokan barang yang sedikit, jika sangat berminat
mesti dipesan dulu. Meskipun masih ada banyak
merek netbook di Pasaran seperti Acer, Toshiba,Hp. Namun aku masih bersikukuh ingin
mendapatkan netbook axus sang impian. Melihat kualitas dan berbagai testimoni teman-teman
pemakai netbook itu. Harga netbook yang lumayan pas dikantong dengan kualitas
yang bagus, itu yang kuharapkan saat ini. Shopping
online ini ku ketahui setelah nama akun facebook
Wijaya Seluler yang katanya berada di kota Batam men-tag (menandai) berbagai barang-barang elektronik lengkap dengan
detail atau spesifikasi dari barang-barang itu terhadap akun facebookku. Biasanya admin pengelola
akun tersebut menandai berbagai macam
merek kamera digital, handphone BB
(Blackberry) dan laptop/netbook. Dengan harga yang kelihatan hampir sama
dan boleh dikatakan lebih murah dari harga pasaran jika diadakan negosiasi
harga dengan pemilik akun fb shopping
online tersebut.
Beberapa hari setelah itu. Tepatnya hari Rabu siang aku
mulai menghubungi pemilik akun fb Wijaya Seluler yang ku dapati dari iklannya
di dunia jejaring sosial itu. Aku pun mulai mengirim pesan singkat via telepon
genggam yang kumiliki. Aku tanyai mengenai ada tidaknyta netbook axus. Lalu, ia
pun menjawab ada tinggal dua buah. Yang satu berwarna hitam dan yang satu lagi
berwarna silver. Aku pun memilih warna hitam. Kemudian ia mengirimkan biodata
yang akan aku isi via sms (short message
service). Biodata itu berisi nama lengkap, alamat lengkap, nomor KTP, jenis
barang, warna barang dan jumlah barang. Setelah itu kubalas sms tadi. Kemudian
ia berkata sore ini akan ia kirim dengan syarat men-transfer terlebih dahulu
sebesar Rp.1.500.000,- melalui nomor rekening BNI yang telah ia berikan. Tanpa ada
keinginan untuk mengurangi harga yang telah ia tetapkan. Akupun memutuskan
untuk mengambil netbook tersebut. Ia punmulai mencari dan mengemas barang itu
di gudan. Barang itu akan dikirim nanti melalui jasa pengiriman barang TIKI
tanpa dipungut biaya sepeser pun setelah mendapat konfirmasi pentransferan dariku.
Jika sudah ditransfer baru barang akan ia kirim via TIKI JNE. Hari ini bank
yang masih tutup karena tanggal merah. Terpaksa ku transfer esok paginya. Ia
mendesak untuk menyuruh transfer sebelum pukul 9 pagi hari kamis.
Esok harinya. aku pun mentransfer uang sebesar
Rp.1.500.000,- di bank BNI. Saat mentransfer kelihatannya teller bank yang melayani pentransferan
sedikit agak ragu dan kebingungan mengirimi uang yang aku berikan ke nomor
rekening Andi, pemilik rekening shopping online itu. Ternyata setelah dikirim dan sampai ke
rekening lelaki itu keluar tanda peringatan bahwa nomor rekening ini terdeteksi
pemalsuan. Bercampurlah perasaanku saat itu. Simpul malu terlihat dari wajahku
yang kelihatan tak terjadi apa-apa dengan diriku. Panik…panik...oh panik. Itu lah yang membayangi jiwa dan
pikiranku saat itu. Untung saja teller bank tersebut cepat memblokir uang tadi
kembali. Meskipun dengan suara agak kecewa sang teller mencoba menasehatiku
agar berhati-hati untuk lain kalinya. Alhamdulillah beberapa jam setelah itu
aku disuruh kembali ke Bank BNI itu untuk mengambil uang yang sudah kukirim
tadi. Terima kasih Ya Robbi. Engkau telah menolong hamba akan kezaliman yang
akan dilakukan orang terhadap diriku. Apalagi uang itu adalah uang beasiswa
yang kudapati dari usaha kerasku belajar di kampus. Semoga hal ini dapat menjadi pelajaran bagiku dan
orang-orang yang membaca tulisanku ini. Amin. J
Writer: Hasan
Asyhari, salah seorang korban shopping online di salah satu akun facebook
nya. Alhamdulillah, Pertolongan Allah lah yang Maha Tinggi.
0 comments:
Post a Comment