Thursday, January 31, 2013


Tanah Datar-Hari ini Rabu (31/01) merupakan acara pembukaan SL-PTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu) kelompok tani terpadu Annur di jorong Ladang Laweh, Nagari Batipuah Baruah, Kec.Batipuah Baruah Kab.Tanah Datar. Kelompok Tani yang merupakan program unggul Yayasan Annur Abdul Rahman ini sebenarnya sudah memiliki struktur kepengurusan yang jelas. Namun, kali ini bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Holtikultural Sumatera Barat untuk melakukan sosialisasi kepada petani dalam pengelolaan sawah yang baik sehingga menghasilkan hasil yang baik pula. Dengan itu harapannya kesejahteraan petani khususnya dapat meningkat. Apalagi banyak petani yang masih menggunakan pupuk non-alami (kimia) sehingga beras yang dihasilkan dari produk padi yang ditanam tadi tidak begitu menyehatkan bagi tubuh manusia. Tak heran pada era sekarang ini muncul istilah kanker.

Kanker salah satu penyebabnya adalah sumber masukan gizi yang kurang baik seperti beras yang ditanam dengan pupuk kimia tadi. Penggunaan pupuk organik dengan sistem tanam sabatang diharapkan dapat menumbuhkan banyak butir padi nantinya. Sehingga, beras yang dihasilkan dapat meningkat daripada biasanya. Selain menyehatkan bagi tubuh manusia juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.  Untuk itu Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuah bekerjasama dengan dinas terkait dalam pengelolaan sawah khususnya di jorong Ladang Laweh. Tak tertutup kemungkinan jorong-jorong lain di nagari Batipuah Baruah ikut andil dalam pengelolaan sawah yang sudah dikemas secara ilmiah oleh Dinas Pertanian dan Holtikultura Sumatera Barat.
Acara pembukaan SL-PTT ini dihadiri oleh Dinas Pertanian dan Holtikultural Sumatera Barat yang diwakili oleh Ir.Djoni dan dua orang anggota DPRD provinsi Sumbar Drs. H. Irdinansyah Tarmizi dan Musmaizer, S.IP. Dt. Gamuak. Kedua anggota DPRD yang berasal dari fraksi Golkar itu memberikan kata sambutan di depan tokoh masyarakat, wali jorong Ladang Laweh, camat Batipuah, wali nagari Batipuah Baruah dan para petani yang berkesempatan hadir saat itu. 

Sebagai buah tangan Irdinansyah, anggota DPRD Sumbar yang akan habis masa jabatannya memberikan sumbangan dana sebesar 15 juta rupiah kepada Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuah. Harapannya uang tersebut dapat digunakan untuk pengembangan yayasan ke depannya. Yayasan yang masih bersekretariat dengan sebuah pondok kecil ini harapannya bisa mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan dalam hal pembangunan sekretariat yang lebih bagus nantinya.Yayasan yang bergerak di bidang podok Al-Qur’an, adat dan pengembangan budaya ini berhasil mengharumkan nama  kecamatan Batipuah di dunia persilatan Tanah Datar.  Dua orang murid silat (silek) yayasan dengan nama kelompok silek Tuduang Babangkeh berhasil menggaet juara 2 remaja puteri dalam ajang Festival Budaya Tigo Luhak di Batusangkar beberapa waktu yang lalu. Begitu harapannya nanti yayasan ini dapat berkembang, tidak hanya dalam tingkat kabupaten namun juga bisa di tingkat provinsi, nasional bahkan internasional nantinya. (Hasan Asyhari)

Thursday, January 24, 2013


Daku Bertanya tentang Ibu Kota

 
Di bawah langit mendung,
Daku bertanya pada hati,
Kenapa air itu mengepung daratan ibu kota?
Daku juga bertanya pada hati,
Kenapa mereka masih tetap bertahan dalam pondoknya?

                                                                                    Padangpanjang, 20 Januari 2013


Hanyutan Rasa

Pagi menjelang siang,
Daku mengayunkan kaki,
Menuju lembah kesehatan,
Tempat  melirik orang-orang tak sehat.
   
             Daku mengunyah hati,
            Meresah dalam tautannya,
            Bercengkerama dengan kata,
            Melerai hanyutan rasa.

                                                                                    Padangpanjang, 23 Januari 2013

Thursday, January 17, 2013


Sedaguk air penawar rindu,
Memilah aroma kejayaan masa lalu,
Memesona dalam kealpaan dulu,
Menyingkap seribu aksara cinta.

Kotaku kota serambi,
Platformnya kota islam,
Masyarakatnya nan agamais.
Penuh akan kehebohan iman.

Kotaku kota serambi,
Penuh akan pendidikan,
Ada pesantren nan modern,
Ada sekolah umum,

Kotaku kota serambi,
Menghiasi bulan di kala malam,
Ada lampu kuning pelerai benci,
Mengetengahkan jiwa nan risau.

                                                     Di kota Serambi (Padangpanjang), Januari 2013




Padang-Hari ini, Minggu (09/12/12) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas  Ilmu Sosial (FIS) bekerjasama dengan beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa  Fakultas (UKMF) Ilmu Sosial menggelar sebuah iven akbar bertajuk “Workshop dan Penulisan Jurnal Ilmiah dengan tema Aku Handal Menulis Jurnal.” Iven ini diketuai oleh Ahmad Salim Ridwan (Geografi,2010). Menariknya, PAFIS yang diwujudkan kampus merah Universitas Negeri Padang ini juga mengajak seluruh fakultas yang ada di UNP dan juga beberapa perguruan tinggi di kota Padang. Peserta yang hadir lebih kurang 300 orang peserta. Acara ini tidak dipungut biaya alias gratis.
“Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk workshop, pelatihan dan mentoring yang akan dilakukan selama dua hari yakni tanggal 14-15 Desember mendatang,” ujarnya di depan peserta yang hadir. Dalam kata sambutannya, Gubernur BEM FIS 2012/2013 Mujiono (Geografi, 2009) mengutarakan bahwa kegiatan ini diselenggrakan sebagai bentuk implementasi dari salah satu program kerja Departemen Pendidikan dan Penelitian BEM FIS 2012/2013 sekaligus melirik surat edaran DIRJEN DIKTI No.152 tahun 2012 bahwasanya setiap mahasiswa SI, SII dan SIII yang tamat kuliah harus membuat sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan di tingkat masing-masing yang gunanya sebagai pendeteksi apakah tugas akhir yang dibuat plagiat atau bukan. Acara yang diselenggarakan di Auditorium Prof. Kamaludin ini dibuka resmi oleh Drs. H. Ikhwan, M.Si selaku Pembantu Dekan III (PD III) FIS UNP. “Diharapkan, di masa akan datang kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan dengan format yang lebih baik lagi,” ungkapnya di depan podium.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan workshop yang diisi oleh tiga orang pemateri dengan berbagai materi yang sudah ditunjuk panitia pelaksana sebelumnya. Secara umum, seluruh birokrat FIS dan mahasiswa se-UNP mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang sangat hangat ditelinga para mahasiswa akhir-akhir belakangan ini. “Motivasi mengikuti acara ini karena ini pelatihan yang merupakan syarat wisuda dan agar nanti bisa bersaing dengan negara lain,” ucap Abdullah Hasan (Sejarah, 2010) salah seorang peserta acara tersebut.  (JP/HASAN ASYHARI)
 

Monday, January 14, 2013



Dikusi bersama Drs. Irzen Hawer dan M. Subhan (Novelis)
Padangpanjang-Hari ini Minggu, 13 Januari 2013 diadakan diskusi sastra (Cerpen dan Novel) perdana dwimingguan yang digagas oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia wilayah Padangpanjang di salah satu rumah seorang novelis dan juga guru SMA Negeri 1 Batipuah, Kab. Tanah Datar  Drs. Irzen Hawer. Wadah kepenulisan yang mau beranjak satu tahun umurnya itu mengalami perkembangan yang pesat. Sudah muncul penulis-penulis pemula yang juga menerbitkan karyanya di FAM Publishing. Salah satu divisi penerbitan FAM Indonesia. FAM Indonesia berpusat di Pare, Kediri, Jawa Timur dicetus oleh Muhammad Subhan dan Aliyah Nurlela. Masing-masing pencetus itu juga merupakan dua penulis. Meskipun berbeda tempat tinggal, namun visi tetap sama dalam wadah kepenulisan itu yakni menjembatani motto dakwah bil qalam. Yang merupakan salah satu tujuan dari wadah kepenulisan itu.
Sebagai bentuk keprihatinannya akan kurang boomingnya penulis-penulis asal kota hujan, Padangpanjang seperti yang terdahulu Buya Hamka, AA Navis dan Taufik Ismail. Sekaligus melakukan pembahasan maupun berbagai masukan terhadap karya-karya penulis yang sudah maupun belum dipublikasikan. Maka dari itu, pada hari ini Minggu, 13 Januari 2013 diadakanlah diskusi perdana yang selanjutnya akan rutin dilaksanakan dwimingguan dengan tempat yang berbeda juga. Yang hadir saat itu umumnya adalah penulis pemula maupun yang sudah lama berkecimpung dalam dunia kepenulisan. Bertempat di rumah penulis novel Cinta di Kota Serambi, Drs. Irzen Hawer atau akrab dipanggil cikgu oleh rekan-rekannya. Diskusi perdana ini dihadiri oleh ketua umum FAM Indonesia, Muhammad Subhan dan beberapa orang penulis lainnya apakah itu penulis buku maupun penulis di berbagai media lainnya.  
Dalam diskusi tersebut diawali dengan pembahasan terkait sastra. Menyorot kritikus sastra yang terdahulu HB. Yasin. Beliau merupakan salah seorang sosok pakar sastra yang populer di Indonesia. Berbagai buku sastra sudah dilahapnya sebagai bentuk kekritisannya akan sastra di Indonesia. Sempat terjadi adu pendapat oleh para yang hadir saat itu terkait pengertian sastra yang sebenarnya seperti apa. Ada juga sastrawan yang menyebut novel-novel sekarang yang sangat populer seperti laskar pelangi bukan merupakan sastra namun merupakan pop. Sebuah genre baru di dunia kepenulisan yang berbau kepopuleran (pop). Ada juga sastrawan lain yang berpandangan sastra itu adalah suatu tulisan yang mengandung nilai moral. Nah, kalau begitu novel-novel sekarang juga banyak mengandung nilai moral. Perbedaan argumen para sastrawan itu yang ditengahi saat diskusi tersebut.
Dalam diskusi yang berlangsung hampir tiga setengah jam itu. Masing-masing penulis juga ditanyakan bakat menulisnya ke jenis sastra yang mana apakah fiksi maupun nonfiksi. Dan sempat juga disinggung terkait cara mengirim berbagai tulisan ke media cetak seperti koran lokal (daerah). Diskusi yang berlangsung seru itu terkesan dimakan waktu. Sehingga sekitar jam 16.30 WIB diskusi ditutup dengan penugasan membuat sebuah fiksi seperti cerpen dan novel untuk dikemas dalam sebuah kolom di salah satu jejaring sosial yang nantinya bisa di baca dan dikritisi oleh anggota FAM lainnya. Sehingga dari berbagai masukan tadi hendaknya bisa lebih baik lagi apakah dari segi diksi, EYD dan sebagainya. Adapun tujuan akhirnya tulisan-tulisan tersebut bisa dikirim ke koran lokal bahkan bisa diterbitkan dalam bentuk buku nantinya. (HASAN ASYHARI)