Tuesday, March 27, 2012


“Sekarang, Esok dan Selamanya Kita adalah Saudara” adalah tema untuk acara temu wisudawan/wati Aktivis Dakwah Kampus (ADK) Forum Studi Dinamika Islam (FSDI) FIS UNP. Acara ini dilaksanakan pada hari kamis, 8 Maret 2012 di lokal D41 FIS UNP. Acara ini merupakan wadah silaturahim untuk mempertemukan para wisudawan/wati dengan pengurus FSDI yang wisuda periode Maret 2012 dan sekaligus bentuk implementasi dari program kerja departemen Hubungan Masyarakat dan Jaringan (HUMASJA) FSDI periode 2012. Acara yang dimulai pada pukul 17.00 WIB ini dibuka oleh Muhelmi sebagai MC dan pembacaan ayat Al Qur’an oleh Piki Setri Pernantah, yang merupakan koordinator dalam departemen HUMASJA periode ini. Acara temu wisudawan/wati ini diikuti oleh seluruh pengurus, DPP, lascar muda FSDI 2011 dan tentunya para wisudawan/wati ADK FSDI periode Maret 2012.
Wisudawan/wati yang hadir saat itu antara lain Korianto,S.Pd (Geografi,2007), Muspardi (Pkn, 2007) dan Septi Belia (Sejarah,2007). Dalam hal tersebut salah seorang wisudawan yakni Korianto S.Pd memberikan kata sambutannya. “Mahasiswa yang aktif di FSDI ini adalah mahasiswa pilihan”, ujarnya di depan peserta yang hadir. Dan di ujung acara Muspardi, S.Pd salah seorang mahasiswa yang mendapat prestasi cumlaude di Fakultas Ilmu Sosial wisuda periode Maret ini berpesan, “Harapan, biar FSDI lebih Solid dan hendaknya lebih diperhitungkan ditingkat Fakultas dan Universitas.”
Serta setelah berbagai sambutan yang disampaikan oleh para wisudawan tadi, kemudian dilanjutkan dengan  penyampaian kesan dan pesan oleh para wisudawan/wati. Wisudawati Septia Belia, menceritakan secara ringkas mengenai kisah perjalanannya dalam FSDI ini mulai dari pengisian formulir SNMPTN hingga lulus dan sampai dibantu dalam daftar ulang waktu itu. Hal ini diharapakan menjadi motivasi bagi adik-adik agar selalu semangat dalam menjalankan amanah dalam organisasi bergenre dakwak tingkat fakultas ini.
Setelah penyampaian kesan dan pesan lalu MC mempersilahkan kepada peserta yang hadir untuk memberikan beberapa pertanyaan dan dijawab langsung oleh wisudawan/wati. Terakhir acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada wisudawan/wati dan penyampaian serba-serbi dari pengurus sendiri. (Hasan Asyhari)



Sidang Pleno II: Terlihat Tiga orang Presidium Sidang Tetap yakni Muhelmi, Romica Pahlawan, Nurman Sah (Kiri-Kanan) sedang membahas masalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) bersama  peserta yang hadir saat itu.
Pada hari ini, 25 Maret 2012 bertempat di salah satu lokal SMA Negeri 2 Padang Panjang diadakan MUBES (Musyawarah Besar) Perdana Ikatan Mahasiswa Padang Panjang, Batipuah, dan X Koto atau yang disingkat dengan nama IMA PABASKO. Acara ini dihadiri lebih kurang 31 orang peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Sumbar.
            IMA PABASKO adalah nama untuk organisasi kedaerahan yang telah dirancang oleh para inisiator organisasi ini beberapa waktu sebelum Mubes dilaksanakan. Organisasi itu dibentuk sebagai wadah silaturahim antar mahasiswa yang berasal dari kota Padang Panjang, Kec.Batipuah, dan Kec. X Koto dan juga sebagai bentuk kontribusi mahasiswa PABASKO dalam memajukan daerahnya dalam bentuk berbagai kegiatan atau program kerja yang dilaksanakan nantinya.
            Acara ini dilaksanakan pada pukul 09.10 WIB yang dibuka langsung oleh MC, Zarnila (mahasiswa semester terakhir di UMSB Padang Panjang). Dan dilanjutkan dengan pembacaan wahyu ilahi oleh Hasan Asyhari (mahasiswa jurusan Sosiologi, FIS UNP). Serta kata sambutan sekaligus membuka MUBES perdana IMA PABASKO oleh Nurman Sah (mahasiswa Fakultas Teknik, UNP).” Setelah MUBES ini sangat diharapkan pergerakan dari kita semua untuk dapat memebrikan kontribusinya demi kemajuan PABASKO”,ujarnya di depan forum.  Dan terakhir ditutup dengan pembacaan do’a oleh Yos Aprinaldi, mahasiswa jurusan Matematika, FMIPA UNP dan juga merupakan Gubernur BEM FMIPA UNP periode tahun ini.
            Setelah acara pembukaan dilaksanakan, selanjutnya masuk ke dalam acara Sidang Pleno I yang dipimpin langsung oleh tiga presidium sidang sementara yakni Presidium  I (Muhelmi), Presidium II (Nurman Sah) dan Presidium III (Hasan Asyhari). Dalam sidang Pleno tersebut dibahas mengenai Tata Tertib Pelaksanaan MUBES perdana IMA PABASKO.
Setelah pembahasan tersebut selesai, lalu dilanjutkan dengan Sidang Pleno II membahas tentang Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang dipimpin oleh tiga orang presidium sidang tetap yang dipilih atas usulan anggota Forum yang hadir saat itu.
Sidang Pleno II ini dipimpin oleh Romica Pahlawan (Presidium tetap I), Muhelmi (Presidium tetap II) dan Nurman Sah (Presidium tetap III). Setelah sidang Pleno II maka dilanjutkan dengan sidang Pleno terakhir yakni sidang Pleno III, di sana dibahas mengenai pembentukan kepengurusan yakni Dewan Pembina, Dewan Penasehat Pengurus (DPP), Dewan Pengurus Harian (DPH). Pembentukan kepengurusan ini tentu menjadi jembatan perjalanan IMA PABASKO ke depannya.
            Setelah istirahat shalat ashar maka dilaksanakanlah pemilihan Dewan Pembina, DPP dan DPH dengan mekanisme yang disepakati saat itu. Dan akhirnya terpilihlah Dewan Pengurus Harian (DPH) dengan Ketua Umum Romica Pahlawan, wakil ketua umum (Hasan Asyhari) , sekretaris umum (Yosi Arum Mutia), wakil sekretaris umum  (Rahma) dan bendahara umum (Desri Yanti). Semua nama tersebut merupakan pengurus inti IMA PABASKO yang akan menjalani amanahnya untuk periode 2012/2013. Setelah pemilihan DPH kemudian dilanjutkan dengan pemilihan Dewan Penasehat Pengurus dengan nama-nama sebagai berikut: M.Habibi, Hendra Tanjung, Nurman Sah, Zarnila dan Haris. Kelima orang tersebut akan menjadi penasehat DPH IMA PABASKO nantinya. Dan berhubung baru MUBES perdana maka untuk nama-nama Dewan Pembina masih belum pasti (dalam usulan nama).
            Terakhir Presidium tetap II, Muhelmi mempersilahkan kepada ketua umum dan wakil ketua umum terpilih untuk memberi kata sambutannya. Dan akhirnya diketuk palu terakhir dengan tiga ketukan sebagai pertanda acara MUBES IMA PABASKO ditutup dan selesai.(HASAN ASYHARI)

Saturday, March 24, 2012




Muhammad…Wahai Rasulku…
By.Hasan Asyhari

Terbit fajar di Rabiul Awal                        
Penantian terbelenggu… kini telah kurasakan
Saat kedatangan diri Mu wahai Muhammad
Menyejukkan kalbu…dunia islam yang penuh rahmat
           Hari ini ku mengenang Mu
           Mengenang dan merindukan Mu
           Wahai Muhammad
           Wahai Rasulku
Tercucur semangat Mu demi umat Mu
Engkau limpahkan kasih sayang Mu demi Islam yang  Agung
Tanpa lelah dan Menyerah
Tebarkan kebaikan dari kekafiran gelapnya dunia
          Engkau sosok teladan hidup panutan umat
          Engkau makhluk agung yang ku kenang dalam hidup ku
          Meski Engkau jauh dari angan bayangan ku
          Namun ku merasa kehadiran Mu dalam relung hatiku
Terima kasih Muhammadku…..Rasulku……..
Atas cahaya anugerah Mu
Yang menyinari setiap langkah ku
Engkau akan selalu kukenang
Wahai Rasulku……
Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
(QS At Taubah 9:3)
Malam Ini
                Padang, 22 Maret 2012
Malam ini…
Ku kembali terusik akan pikiranku
                Malam ini..
                Ku kembali lemah akan pikiranku
Malam ini...
Ku tebarkan pikiran itu
Ku tuangkan pikiran itu
Lewat belaian tinta hitamku
Lewat selembar kertas putih di hadapanku

Kenapa?
Padang Panjang, 23 Maret 2012
Kenapa?
Satu kata yang sulit ditebak
Satu kata yang penuh keheranan
Satu kata yang tak ada ujung
                Kenapa?
                Aku mulai melirik itu
Aku mulai berpikir itu
                Aku mulai menjawab itu
Kenapa?
Satu kata yang ku nanti dg Jawaban Pasti...

Ku Tak Tahu itu
                Padang, 17 Maret 2012
Di sela hempasan ombak ini
Di sela belaian gerak ini
Di sela kemiringan hati ini
Di sela terpaan kesepoian sore ini
                Di sini aku mulai merenung
                Mmerenung akan ketidakbisaan
                Di sini aku mulai merenung
                Merenung akan kelemahan
Tak henti pikiran itu muncul dibenakku
Tak henti pikiran itu menghantuiku
Tak henti pikiran itu mengikutiku
Ku Tak Tahu itu… 

Sore ini
Padang, 14 Maret 2012
Sore ini…
Penuh realita
Ada canda,tawa,haru dan sedih
                Sore ini…
                Penuh rangsangan
                Ada gerak
                Ada suara
Sore ini…
Penuh kreatifitas yang terbuka…

Diam
Padang, 22 Maret 2012
Diam…
Bukan berarti tak tahu
Bukan berarti tak respon
Bukan berarti menghilang dari jejak
                Diam…
                Akan menjadikanku berani
                Akan menjadikanku sabar
                Akan menjadikanku ikhlas
Diam…
Sejuta harapan ada di sana
Sejuta kenangan ada di sana
Sejuta rahasia ada di sana  

Hari Ini Ku Mulai Melukis
                Padang Panjang, 23 Maret 2012
Hari ini klku mulai melukis
Melukis jejak-jejak perjalananku
Melukis jejak-jejak perjalanan orang di sekitarku
                Ku tuangkan pikiran ini dalam gelas aspirasiku
                Ku suapi pikiran ini dalam sendok perkataanku
                Ku telan pikiran ini dalam sanubariku
Lukisan ini ku  buat dalam kanvas kelembutanku
Lukisan ini ku letakkan di atas meja penyandar hatiku
Lukisan ini ku dokumentasikan dalam foto penglihatanku

Wednesday, March 7, 2012


Perjuangan Sang Wanita Palestina dan Suaminya

 

Judul               : Zackya, Sang Wanita Tegar
Pengarang       : Yusuf Atha ath-Thuraify
Penerbit           : Akbar Media Eka Sarana, Jakarta
Cetakan           : Pertama, Juni 2008
Tebal Buku      : xii+276 Halaman

          Tak terbayangkan oleh para penduduk negeri Palestina yang damai dan makmur bahwa suatu saat yakni di penghujung tahun 1940-an mereka akan terusir dari daratan mereka dan hidup dalam pengungsian. Mengungsi untuk selamanya dan tak ada harapan kembali pada rumah yang menjadi kisah cinta dan kasih sayang penduduk Palestina. Sebab, rumah-rumah itu akan menjadi tumpukan material bangunan akibat serangan tentara penjajah yakni zionis Israel yang di back-up oleh Inggris dan Amerika.
            Awalnya para pengungsi masih berharap suatu nanti mereka akan tiba kembali ke kampung halamannya. Namun seiring perputaran waktu mereka harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka terus hidup dalam kandang pengungsian. Tidak hanya terhenti begitu saja mereka harus merelakan diri untuk pindah dari satu kamp ke kamp yang lain.
            Dunia membiarkan Israel mencaplok dan menjelajah negeri Palestina. Perundingan demi perundingan terus dilakukan namun tak menemukan titik terang. Terbukti, hingga saat ini para pengungsi Palestina itu masih trercerai-cerai di berbagai tempat (negara) dan hidup dalam lembah kegetiran, kemiskinan, kesulitan dan kemelaratan.
            Padahal di antara mereka ada para pejuang yang turut serta membela negeri Palestina nan tercinta dari serbuan tentara Israel. Di antara mereka ada seorang pejuang wanita dan suaminya yang terbawa arus takdir hingga menjadi pengungsi yang akhirnya meninggal dunia dan dimakamkan di daerah pengungsian. Mereka adalah Zackya dan suaminya Said. Mereka adalah pejuang pada masa mudanya dulu. Said dijuluki sang pahlawan sedangkan Zackya seorang gadis yang sangat gigih dan tidak mengenal kata takut akhirnya dihormati karena perangai baiknya membantu pasukan pejuang melawan penjajah Israel.
            Sepasang pejuang syahid itu melewati arus kehidupan yang penuh kesengsaraan dan penderitaan di berbagai kamp pengungsi. Said yang sedang mengalami cacat kaki akibat tembakan musuh terus bekerja hingga usia senja demi menghidupi dan menjaga keluarganya. Begitupun Zackya yang menghabiskan harinya dengan menyulam, menjahit dan dikenal ahli berdagang.
            Penulis sangat pandai mengisahkan perjuangan Zackya dan Said seakan-akan diputarkan sebuah film tentang kisah heroik pejuang Palestina. Baik ketika melawan dan menghancurkan musuh di medan perlawanan maupun saat mencoba untuk bertahan hidup di kamp-kamp pengungsian
            Ramuan kata-kata yang diungkapkan oleh Yusuf dalam novel ini seperti pelaporan seorang wartawan yang meliput konflik di suatu daerah. Seakan-akan pembaca terbawa arus dalam kisah yang sebenarnya.
            Novel “Zackya, Sang Wanita Tegar” ini tidak hanya menggugah simpati dan empati pembaca terhadap perjuangan bangsa Palestina dalam memperjuangkan haknya, namun lebih dari itu novel perjuangan ini mengajarkan kepada pembaca akan nilai-nilai keberanian, keteguhan, kesabaran pengorbanan bahkan cinta dan kasih sayang yang menyatukan persaudaran antar sesama.
            Bagaimanapun getrirnya kehidupan penduduk Palestina saat itu. Mereka tak akan pernah khawatir akan segala hal yang menimpa mereka karena mereka yakin dengan pertolongan Allah swt, Tuhan pemilik diri mereka.
            Salah satu yang menjadi titik kelemahan novel ini adalah dari segi kertas yang digunakan. Karena kebetulan kertas yang dipakai adalah kertas koran sehingga mengesankan novel ini tak ubahnya seperti tumpukan lembaran-lembaran koran yang dibukukan. Semoga saja untuk cetakan selanjutnya pihak penerbit menggunakan kertas yang berkualitas bagus agar terkesan lebih berharga lagi. Namun kelemahan tersebut ditutup dengan berbagai kelebihan. Kisah yang diuraikan secara sistematis memudahkan pembaca dalam memahami apa yang disampaikan penulis dalam novel ini.
 Oleh karena itu, novel perjuangan yang penuh akan perjuangan melawan getirnya hidup melawan zionis Israel yang didukung oleh kekuatan barat ini pantas sekali di baca oleh remaja khususnya sebagai tongkat estafet bangsa Indonesia secara keseluruhan demi menjaga keutuhan maupun kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Hasan Asyhari)