Tuesday, September 25, 2012


Sahabat FAM Indonesia, khususnya kepada 25 Cerpenis Muda Indonesia yang namanya terangkum dalam antologi cerpen bertema “Cinta Bernilai Dakwah”, inilah kover buku antologi yang segera naik cetak. Tim FAM memutuskan memilih salah satu judul cerpen di dalam buku ini, yaitu “Pesona Odapus”, salah satu judul yang menarik perhatian Tim Editor di antara judul-judul lainnya yang juga menarik.

Dalam menentukan judul buku ini, Tim Editor melakukan diskusi-diskusi dengan memerhatikan sejumlah masukan, diantaranya: Judul buku harus singkat dan padat, menarik dan bernilai jual, aktual, dan tidak berwarna lokal. Maka judul “Pesona Odapus” mendapat suara terbanyak untuk menjadi judul buku ini.

Mulai saat info ini diumumkan, FAM Indonesia berharap, kepada 25 cerpenis muda Indonesia yang cerpennya terpilih masuk ke dalam antologi ini, diharapkan ikut mempromosikan kover buku ini, dengan cara menjadikan foto profil Facebook atau menyebarkan tautan penerbitan buku ini di blog resmi FAM Indonesia, www.famindonesia.blogspot.com ke jejaring sosial lainnya. Di bagian kover belakang, nama-nama keseluruhan penulis akan dicantumkan.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik, FAM mengucapkan terima kasih dan sukses untuk kita bersama hendaknya. Amin tsumma amin.
Salam santun, salam karya.
FAM INDONESIA
www.famindonesia.blogspot.com
[BERIKUT NAMA 25 PENULIS DAN JUDUL CERPEN YANG MENGISI BUKU INI]
1. Putri Anggraeni (Gresik). Judul cerpen: “Ketika Dua Hati Terpisah”.
2. Ken Hanggara (Surabaya). Judul cerpen: “Memori Sore Terindah”.
3. Befaldo Angga (Padang). Judul cerpen: “Cinta di Langit Gaza”.
4. Arif Hifzul (Simalungun). Judul cerpen: “Maaf, Kita Harus Putus!”.
5. Emma Kaze (Kediri). Judul cerpen: “Cermin Retak”.
6. Resita Wulan (Denpasar). Judul cerpen: “Melukis Matahari”.
7. Laura Crismadhani (Tegal). Judul cerpen: “Ajari Aku Mencintaimu”.
8. Ma’arifa Akasyah (Kendal). Judul cerpen: “Laring Pembela”.
9. Nur Syamsudin (Tangerang Selatan). Judul cerpen: “Buncah Dakwah Dua Amanah”.
10. Hasan Asyhari (Padang Panjang). Judul cerpen: “Cinta di Negeri Kangguru”.
11. DP Anggi (Pekanbaru). Judul cerpen: “Alat Picu Jantung”.
12. Rendra Pirani (Tangerang). Judul cerpen: “Anak Sang Nelayan”.
13. Ahmad Saadillah (Pekanbaru). Judul cerpen: “Penjara Cinta”.
14. Moch Satrio Welang (Bali). Judul cerpen: “Jalan Cahaya”.
15. Nadia Regina Martanti (Sukoharjo). Judul cerpen: “Buah Cinta”.
16. Warno Adi Susilo (Wonogiri). Judul cerpen: “Segelas Teh Persahabatan”.
17. Dartia Utari (Lampung). Judul cerpen: “Pesona Odapus”.
18. Najla Al-Faiq (Malang). Judul cerpen: “Ukiran Namamu, Arina”.
19. Siti Nurhayati Musyarofah (Klaten). Judul cerpen: “Bulan Keramat”.
20. Salmizul Fitria (Agam, Sumatera Barat). Judul cerpen: “Keputusan”.
21. Abi Yazid Bastomi (Nganjuk). Judul cerpen: “Demi Aku”.
22. Rahmat Herdiansyah (Bandung). Judul cerpen: “Jalan Peta Saksi Cinta”.
23. Sagitta Detrawina (Lampung). Judul cerpen: “Sang Mualaf”.
24. Wardatul Adawiyah (Malang). Judul cerpen: “Senja yang Mengantar Impianku”.
25. Sepri Ayu (Solok, Sumatera Barat). Judul cerpen: “J & L”.
Keterangan:
Kover buku antologi cerpen ke-2 insya Allah akan ditayangkan 2 hari lagi.
[sumber: www.famindonesia.blogspot.com]


Beberapa orang bertanya, “Bagaimana cara mengirimkan naskah ke FAM Publishing? Apakah pengirim harus keren, penulis hebat atau anggota FAM saja?” Jawaban saya, “Penulis tidak harus keren, tidak harus penulis hebat, dan tidak harus anggota FAM. Yang penting, punya naskah.” Sekali lagi, punya naskah! Kenapa? Ya, apa yang mau diterbitkan kalau naskahnya tidak ada?. Yang akan dijual ke pasaran juga naskah yang telah menjadi buku. Yang akan dibaca orang, juga isi naskah tersebut. Bukan penulisnya. Keren tidak keren (seperti seleksi modeling saja, he-he-he) asal punya naskah, ayo kirim untuk diterbitkan.

FAM Publishing menerima naskah dari siapa saja. Bukan hanya untuk anggota FAM. Selain anggota FAM juga bisa menerbitkan buku di FAM Publishing. Demikian pula, tidak harus penulis hebat. FAM Publishing membuka pintu selebar-lebarnya untuk para penulis pemula agar bisa menerbitkan buku karyanya sendiri.
Lalu, bagaimana cara mengirim naskah ke FAM Publishing?
1. Kirimkan naskah ke email: forumaishiterumenulis@yahoo.com atau forumaktifmenulis@yahoo.com
2. Sertakan surat pengantar di badan email. Isi surat pengantar: identitas diri dan keterangan bahwa naskah tersebut untuk diterbitkan.
3. Naskah harus disertai sinopsis (kecuali puisi). Sinopsis berada di halaman terdepan naskah.
4. Tunggu kabar baiknya, selambat-lambatnya dua hari kemudian. Apabila naskah layak terbit, maka penulis akan dihubungi oleh pihak FAM Publishing untuk melakukan langkah selanjutnya dalam proses pracetak naskah tersebut. Apabila naskah tersebut tidak layak terbit, pihak FAM Publishing juga menghubungi untuk mengadakan diskusi. Salah satunya memberi saran agar naskah tersebut diperbaiki terlebih dulu (ditunjukkan kekurangannya) untuk kemudian ditawarkan kembali.
Lalu bagaimana format penulisan sinopsis naskah yang akan dikirim ke FAM Publishing?
1. Sinopsis ditulis sekitar satu sampai dua lembar halaman.
2. Gunakan bahasa yang lugas, jelas, dan merangkum keseluruhan isi naskah.
3. Tidak perlu menyertakan pendapat, pesan dan kesan pribadi dalam sinopsis.
4. Tidak perlu membuat kalimat-kalimat menggantung. Contoh: “Apa yang kemudian dilakukan lelaki itu setelah kehilangan buah hatinya?” Kalimat seperti ini adalah untuk dicantumkan dalam back cover dengan tujuan marketing. Untuk sinopsis di back cover itu tugas redaktur.
5. Penulis menceritakan apa adanya tentang isi naskah tersebut dari awal hingga akhir. Hal ini untuk memudahkan dan mempercepat kerja tim dapur naskah.
Mengapa FAM Publishing menerapkan konsep self publishing?
Saat ini dunia digital berkembang pesat. Teknologi percetakan sekarang mengarahkan buku tidak lagi dicetak secara massal. Mesin cetak print on demand (POD) mencetak buku dengan kualitas sama baiknya dengan mesin cetak konvensional. Keunggulannya bisa mencetak dalam jumlah seminimal mungkin. Kondisi ini sangat cocok untuk para penulis pemula yang kesulitan masuk ke penerbit konvensional. Meskipun demikian tak menutup kemungkinan, ke depan FAM Publishing juga akan membuka divisi yang sama.
Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya dalam sejarah Amerika, lebih banyak buku yang diterbitkan sendiri (self-publishing) dari pada yang diterbitkan secara konvensional. Sejumlah penulis terkenal menerbitkan bukunya sendiri, seperti J.K Rowling yang menerbitkan seri Harry Potter versi e-book dalam situs pribadinya.
FAM Publishing memfasilitasi dalam bentuk nama penerbit, ISBN, proses cetak, pemasaran, dan promosi. Peluang seperti inilah yang ditawarkan FAM Publishing, yaitu menerbitkan buku dengan konsep self publishing didukung pemasaran online.
Nah, kenapa tidak mencoba? Mana tahu naskah buku Anda mengungguli penjualan buku layaknya Harry Potter. Dan, bila itu terjadi, bersiaplah menjadi penulis sukses! Salam santun.
[ALIYA NURLELA]
Mahasiswa Universitas Negeri Padang yang Aktif Menulis

Namanya Hasan Asyhari, atau biasa dipanggil Hasan. Ia memiliki nama pena Hasan Al-Faritsi, Al-Faritsi yang diambilnya dari nama belakang sahabat Rasullullah SAW bernama Salman Al-Faritsi, seorang sahabat Nabi yang berupaya mencari kebenaran. Hasan lahir di kota Padangpanjang, Sumatera Barat pada tanggal 27 Februari 1992. Ia lahir dan tinggal di kota berkabut itu.

Hasan adalah mahasiswa jurusan Sosiologi dengan program studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang (UNP) tahun masuk 2010. Selain itu ia juga diamanahkan sebagai Sekretaris Umum Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) dengan nama FSDI (Forum Studi Dinamika Islam) FIS UNP. Hasan juga aktif di organisasi mahasiswa daerah.
Keaktifannya dalam bidang menulis dimulai sejak akhir Desember tahun 2011. Tulisan pertamanya yang dipublikasikan berupa puisi, terbit di koran Singgalang Minggu (Koran lokal Sumatera Barat). Setelah itu liputan kegiatan dalam rubrik Jurnalism Citizen, dan resensi buku. Beberapa tulisannya juga  dipublikasikan di Sumbaronline.com dan blog pribadi http://jejakpikiran.blogspot.com serta blog organisasi mahasiswa daerah http://Imapabasko.blogspot.com. Saat ini ia sedang menunggu proses pencetakan buku kumpulan hasil penelitian sederhananya bersama teman-temannya  dalam mata kuliah Antropologi Pendidikan yang akan dibukukan dalam satu buku penelitian mahasiswa sosiologi dengan penerbit UNP Press di Padang.
Ia juga pernah mengikuti lomba sayembara penulisan cerita  bebas skala Internasional yang diselenggarakan oleh PPI Yaman. Karya lainnya yang sudah dipublikasikan berupa Puisi, Jurnalism Citizen, Resensi, Cerita Bebas. Sejak bergabung dengan FAM Indonesia, kemampuan menulisnya semakin terasah. Ia mendapat banyak info dan ilmu bermanfaat seputar tulis menulis dari FAM Indonesia, yang bisa disimak setiap hari. Baik di grup ataupun blog. Salah satu bentuk keaktifannya bergabung dalam wadah menulis FAM Indonesia, ia pun ikut berpartisipasi dalam seleksi untuk buku antologi cerpen cinta bernilai dakwah. Salah satu cerpennya berjudul “Cinta di Negeri Kangguru” lolos dalam seleksi dan akan segera diterbitkan.
“Kesuksesan besar berawal dari kesuksesan kecil,” ujarnya mantap. Untuk mengenal Hasan lebih jauh bisa menghubunginya melalui nomor HP 085272985628, akun facebooknya HASHAN ASYHARI atau lewat email dengan alamat http://asyhari_hasan@yahoo.com.
[sumber: www.famindonesia.blogspot.com]

Thursday, September 20, 2012



            Dalam rangka menjalin hubungan yang baik sesama ormawa se-lingkungan Fakultas Ilmu Sosial (FIS). FSDI melalui Departemen Humasjar (Hubungan Masyarakat dan Jaringan) melakukan Jaulah (Kunjungan) ke Sekretariat BEM FIS. Kunjungan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 14 September 2012 sekitar pukul 10.10 Wib. Dalam kunjungan itu FSDI yang dimotori oleh Akhina (saudara laki-laki) Piki Setri Pernantah yang menggawai departemen itu. Dalam pertemuan di ruangan yang diapit dua lokal, D01 dan D02 FIS UNP ini dihadiri oleh Ketua BEM FIS 2012/2013, Mujiono dan Koordinator Departemen Kerohanian BEM FIS, Ridho Faslah dan dua orang anggotanya serta Sekretaris Umum FSDI Hasan Asyhari, koordinator dept.Kaderisasi dan Pengembangan Anggota (KPA) dan dua orang staf khusus. 

            Pertemuan itu membahas mengenai kesepakatan kerjasama FSDI dengan BEM FIS dalam melaksanakan agenda FSDI dan BEM FIS. Baik dalam kepanitiaan maupun teknis di lapangan nantinya. BEM FIS melalui Dept. Kerohaniannya memiliki kemiripan program kerja dengan Dept. Humasjar FSDI yakni MTQ tingkat mahasiswa se-lingkungan FIS. Dalam pertemuan disepakati untuk MTQ bekerja sama dengan FSDI yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Oktober ini. serta sempat juga dibahas mengenai kelengkapan fasilitas Mushalla Nurul Ilmy FIS. Dalam hal itu, FSDI, BEM FIS, dan BPM berencana akan melakukan pertemuan dengan Pembantu Dekan III FIS bagian kemahasiswaan terkait mushalla tersebut. Kemudian juga dibahas mengenai agenda BEM FIS terdekat yakni siraman Rohani menyambut Idul Adha  1433 H. Dalam program kerja tersebut BEM FIS juga menginginkan kerja sama dalam hal kepanitian dan teknis di lapangan nantinya. Sudah satu jam lebih  kunjungan di ruangan kecil nan sejuk itu akhirnya tuan rumah BEM FIS menutup pertemuan itu. Dan di akhir pertemuan FSDI memberikan cidera mata kepada BEM FIS yang diserahkan oleh Sekretaris FSDI FIS UNP. (HASAN ASYHARI)


            Hampir tiga bulan rasanya hati rindu akan agenda-agenda mingguan FSDI (Forum Studi Dinamika Islam). Salah satunya program acara SIMPATI (Siraman Penyejuk Hati) di bawah naungan Departemen Syiar Islam (Syiram) yang dikoordinati Abdul Aziz ini. Acara ini selalu mendapat apresiasi positif oleh seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNP. Acara yang terkesan variatif ini seakan-akan melirik rasa penasaran akan tema-tema yang diangkat tiap minggunya. Sebagai bentuk kevariatifan, acara ini diadakan dalam bentuk dua tempat yang berbeda. Ada  bentuk indoor (dalam ruangan perkuliahan) dan outdoor (taman atau lapangan).

             Kamis (13/07/12) SIMPATI  muncul kembali pada semester ganjil Juli-Desember 2012 dengan tema ”Aku Ingin Setegar Karang” yang diisi oleh ustadz Fadlan Mustika. Acara yang diadakan di lokal D43 FIS UNP ini dihadiri lebih kurang 80 orang yang kebanyakan adalah mahasiswa baru tahun 2012 yang berasal dari seluruh jurusan dan prodi di Fakultas Ilmu Sosial. Setelah materi disampaikan dibuka sesi tanya jawab dari peserta yang ditujukan kepada pemateri. Karena keterbatasan waktu pertanyaan dibatasi. Kemudian panitia memberikan doorprise untuk dua orang penanya pertama. Kemudian di akhir acara panitia memberikan kenang-kenangan kepada ustadz Fadlan yang diserahkan langsung oleh Sekretaris Umum FSDI. Dan akhirnya moderator menutup acara SIMPATI perdana pada semester ganjil ini dengan mengucapkan lafazh hamdallah  dan disempurnakan dengan do’a penutup majelis. (HASAN ASYHARI)

Saturday, September 15, 2012



Judul               : Jabat Tangan Yang Membawa Dosa
Pengarang       : Muhammad Al-Muqaddam
Penerbit           : Zam-zam, Solo
Cetakan           : Kedua, Oktober 2010
Tebal Buku      : 100 halaman
ISBN               : 978-979-18987-5-1

            Jabat tangan adalah sunnah Nabi Muhammad SAW dan berpahala besar bahkan dapat menjadi sarana penggugur dosa umat manusia. Sayangnya, dewasa ini sangat banyak dan  mudah bagi pemuda-pemudi yang berlawan jenis untuk berjabat tangan antara mereka. Hal ini sudah menjadi tradisi yang mampu mengalahkan akhlak islami yang semestinya ditegakkan. Bahkan, mereka menganggap kebiasaan itu jauh lebih baik dan lebih tinggi nilainya daripada syariat yang telah diatur Allah ta’ala dalam mengharamkannya. Apabila salah seorang dari mereka diajak berdialog serta merta ia akan menuduh sebagai orang kolot, ketinggalan zaman, kaku, sulit beradaptasi, ekstrim, hendak memutuskan tali silaturrahmi dan tuduhan miring lainnya.
            Dalam masyarakat kita, berjabat tangan dengan anak (perempuan) paman atau bibi, dengan istri saudara atau istri paman baik dari pihak ayah maupun ibu lebih mudah daripada minum air. Bahkan, ada sebagian orang yang mengancam cerai istrinya yang sholihah karena tidak mau berjabat tangan dengan kolega-koleganya. Seandainya mereka melihat secara jernih dan penuh pengetahuan tentang bahaya persoalan tersebut menurut syari’at, tentu mereka tidak akan melakukan hal tersebut. Sungguh tantangan besar bagi setiap umat Muslim dalam menegakkan panji-panji keislaman di muka bumi ini. Dosa adalah the result (hasil) dari perilaku yang seakan-akan sepele itu.
            Buku terbitan Zam-zam ini sangat kaya akan ayat-ayat dan hadist-hadist yang menerangkan akan jabat tangan. Sehingga lebih dipercaya untuk penerapan dalam kehgidupan sehari-hari mengenai sisi positif dan negatif dari jabat tangan itu sendiri baik antara sesama jenis maupun berbeda jenis. Namun, aspek buku terjemahan masih jelas diperlihatkan dalam buku ini. Beberapa kata dalam buku ini agak sukar dipahami. Apalagi jika dibaca oleh orang-orang yang masih awam akan kosa kata bahasa Arab. So,tak menjadi masalah. Judulnya yang sangat sensitif agaknya dapat menjadi pencerahan bagi yang membaca terkhusus pemuda-pemudi yang jelas akan menjadi tongkat estafet penegakan Agama Allah swt nan mulia ini. Sehingga diharapkan tradisi yang sudah membumi ini dapat dijauhi melalui berbagai step demi step kehidupan. Mari baca buku ini dan praktekkan dalam hidup keseharian. Demi mengharapkan Ridha Ilahi.
(HASAN ASYHARI,Mahasiswa Jurusan Sosiologi FIS UNP)

Tuesday, September 11, 2012


            Pagi ini kumulai dengan melaksanakan beberapa gerak pemanasan yang sering kulakukan di pelataran rumah. Setelah itu, ku ambil jaket merahku dan ku buka pagar bercat putih yang selalu berdiri di hadapan rumahku. Ku mulai dengan berlari kecil sembari menghirup segarnya udara pagi di kota nan sejuk ini.
            Pertama kulewati gang kecil di samping rel kereta api. Jalan kecil yang sering jadi bahan perhatianku tiap berjalan. Di kanan-kiri nya ku menjumpai pernak-pernik kehidupan. Di sebelah kanan kulihat depot air Halen’s. Sedangkan, di kirinya kujumpai tempat bimbingan belajar AL Jabar namanya.
            Setelah sampai di persimpangan rel kereta api. Kakiku melangkah ke arah atas. Kulewati jalan kampong cina. Dan ku temui warung bakso Amin. Tempat makan bakso favorit di kotaku.
Ku berbelok ke kanan. Kulewati pasar yang masih sunyi dengan umat manusia. Meskipun ada satu-satu, namun mereka adalah penjual mainan, aksesoris kaca mata yang ada di pelataran toko-toko di pasar itu.
            Tak seperti biasanya. Pasar yang selalu bersih setiap pagi hari saat itu masih dipenuhi dengan rimbunnya gerobak-gerobak penjual makanan yang biasanya mangkal setiap malam di badan pusat pasar. Mungkin karena masih dalam suasana lebaran. Tentu mereka ingin mendapatkan keberkahan hari di nan fitri.
            Sambil menatapi gerobak-gerobak yang tertutupi dengan plastik yang berwarna-warni itu. Ku langsung berbelok ke arah masjid Mardiyah. Ku lewati masjid itu dengan berbelok kanan menuju pasar gang kecap namanya. Tak seperti biasanya juga. Biasanya badan jalan pasar ini sudah dipenuhi dengan peralatan para pedagang pasar. Namun, semenjak lebaran para pedagang yang berasal dari berbagai daerah di dalam dan di luar kotaku meliburkan diri untuk silaturrahmi bersama sanak keluarga.
            Kemudian, aku pun berbelok arah pulang. Ku berjalan lurus menuju gang ucapan Selamat Datang di Kel.Tanah Hitam yang sudah dipenuhi tumbuhan liar di atasnya. Ku lihati depot air yang di depannya dipenuhi dengan jejeran galon-galon yang akan diisi dengan berbagai volume air. Ku terus berjalan hingga menembus jalan menuju rumahku. Ku perhatikan mobil jazz biru di sebelah rumahku. Ku berpikir, mobil itu punya siapa ya? Tanyaku dalam hati. Tak terlalu lama kumemikirkan itu. Aku pun masuk ke dalam pagar rumahku. Lalu ku ambil seikat sapu lidi untuk membersihkan sampah-sampah bungkusan makanan di sekitar pekarangan rumahku.
            Ku sapu. Ku tarik satu persatu sampah hingga masuk ke dalam pekarangan rumah. Dan ku angkat dengan tangan yang sudah ku bungkus dengan kantong plastik hitam di dalam bak sampah plastic di sudut rumahku. Betapa lega hati dan pikiranku setelah melihat hilangnya sampah-sampah yang membuat kepalaku hampir pecah dibuatnya. Itulah perjalanan singkatku pada pagi hari di pasar nan tercinta.
-HASAN ASYHARI-