JP/Padang-Pagi ini, suasana hening bertapa
di kampus dengan simbol “Alam Takambang Jadi Guru.” Kemegahan Al-Azhar menjadi
awal saksi bisu para pejuang dakwah di kampus merah itu.
Suasana kala itu-pun maju
perlahan dengan pembukaan berkopiah terik panas sang surya. Berderai rasa
hendak menelusuri negeri Bukit Langkisau dan hendak menginjaki ombak pantai
Carocok, Painan Kabupaten Pesisir Selatan.
Sungguh kuasa Sang Pemilik
Arasy yang Maha Agung. Hari ini (Kamis, 29/04/14) pejuang dakwah kampus merah
UNP kembali menggelar Rihlah Akbar Forum Studi Dinamika Islam Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Padang (FSDI FIS UNP).
Kegiatan ini diikuti sekitar
22 orang ikhwan (pengurus dan angkatan muda
laki-laki) dan 20 orang akhwat (pengurus dan angkatan muda perempuan).
“Rihlah ini tidak hanya
jalan-jalan semata tapi juga untuk menyatukan hati para pejuang dakwah kampus
merah, demi kejayaan FSDI ke depannya,” ucap Abdul Aziz, Badan Petimbangan
Organisasi (BPO) FSDI saat memberi arahan (taujih) pada ikhwan dan akhwat yang
hadir di taman bawah jenjang puncak Bukit Langkisau.
Berjalan mendaki dan
menelusuri ruas jalan lurus nan
berbelok. Sembari memutarkan wajah dan melirik hamparan laut pantai Carocok. Kelelahan
kala itu semakin tergantikan ketika sampai di puncak Bukit Langkisau yang melebarkan
penglihatan.
Sehabis makan siang, lanjut
dengan ber-ekspresi dengan kamera handphone dan juga digital. Kepuasan
batin-pun akhirnya berbunga-bunga dalam alunan rasa. Tidak lama kemudian, para
pejuang dakwah kampus merah-pun kembali turun menuju pantai Carocok.
Memasuki pantai Carocok nan
indah, para pejuang dakwah kampus merah mesti membayar Rp.5.000,- perkepala.
Retribusi yang ditetapkan Dinas Pariwisata Kab. Pesisir Selatan berguna untuk
pemeliharaan dan kebersihan objek wisata yang merupakan paradona-nya Sumatera
Barat itu.
Kemudian, berpindah ke satu
pulau yang menyoroti mata dari kejauhan. Rasa penasaran dan rasa yang tidak
sabaran. Membuat kaki melangkah hendak menaiki perahu penyeberangan yang
bertarif Rp.10.000,- /orang.
Setiba di sana ikhwan dan
akhwat melakukan games yang
membangkitkan rasa kekompakan. Setelah itu, mata tidak henti tertuju pada
atraksi wisata pantai. Di sisi kanan dan kiri mata tersorot dengan banana boat, flaying fox, jet sky. Ada
yang menaiki beberapa atraksi wisata itu. Tentu dengan tarif yang lumayan meroceh
kantong celana. Tidak perlu dikhawatirkan, ketika kepuasan batin ini sudah
terbalaskan dengan atraksi wisata itu.
Di pinggiran pantai ada juga
yang berleha-leha menikmati hamburan ombak dengan menduduki tanah pasir-nya
Carocok. Beberapa jam setelah itu, perjalanan (rihlah) akbar FSDI 2014 usai
dengan keberangkatan menaiki bus kampus UNP bantuan Dinas Perhubungan RI ini.
“Acara rihlah ini sangat
bagus dan dapat me-refresh diri pasca Ujian Akhir Semester gena,” ungkap
Muammar, salah seorang anggota muda FSDI 2013 yang pandai mengaji ini. (HA)