Blog Ini Menyediakan Berbagai Informasi yang Insya Allah bermanfaat untuk Anda
Sunday, May 27, 2012
Laporan
Khusus
Terlihat Moderator sedang Menyampaikan Curiculum Vitae (cv) Panelis. |
Lalu acara dibuka oleh MC (Master of Ceremony) dan dilanjutkan
dengan pembacaan kalam illahi oleh Uun Lionar (Sejarah,2010). Dan laporan dari
ketua pelaksana Hendra Febriadi (sosiologi,2010), yang juga merupakan ketua
pelaksana acara diskusi panel yang diselenggarakan oleh BEM FIS beberapa minggu
yang lalu. “Diharapkan kepada seluruh peserta yang hadir tidak hanya
mengharapakan sertifikat semata namun juga harus tahu arah reformasi itu dan
apa yang akan kita lakukan sebagai mahasiswa ke depannya”, ungkapnya dihadapan
peserta yang hadir. Lalu kata sambutan oleh pimpinan jurusan sejarah Hendra
Naldi, S.S, M.Hum, yang juga merupakan aktivis ’98. Serta dilanjutkan dengan
kata sambutan sekaligus pembukaan secara resmi oleh Dekan FIS yang diwakili
oleh Emizal Amri, M.Si selaku pembantu dekan 1 (PD 1) tepat pada pukul 09.45
wib. Dalam kata sambutannya, Beliau sangat mengapresiasi acara ini dan ucapan
terima kasih kepada panitia pelaksana. Setelah itu ditutup dengan pembacaan
do’a oleh Hendri (Sejarah,2010).
Kemudian MC memindahkan microfon ke
tangan Fajrin selaku moderator diskusi panel saat itu. Acara yang diadakan di
ruang ber-ac (air conditioner) itu didahului dengan perkenalan curiculum vitae (riwayat hidup) tiga
panelis yakni dimulai dari H. Mohammad Ichlas El Qudsi S.Si, M.Si yang
merupakan anggota DPR RI dan juga aktivis ’98, Hendra Naldi, S.S, M.Si. (ketua
jurusan sejarah/ aktivis ‘98) dan terakhir Rahmadhatul Eka Putra (Ketua Badko
HMI Sumbar). Setelah itu penyampaian gagasan dari ketiga panelis mengenai arah
reformasi Indonesia yang sangat dihubungkan dengan periode ’98 dengan masa
kini. Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi atau tanya jawab namun satu
orang panelis Mohammad Ichlas (Michel saapan akrabnya), minta izin tidak bisa menerima pertanyaan
dari peserta karena ada agenda juga di Unand yang sudah terjanjikan juga
sebelumnya. Meskipun demikian tak membuat surut peserta yang hadir untuk
bertanya terhadap kedua panelis yang masih berada dalam dempetan meja di depan
ruangan itu.Terlihat cukup tinggi antusias peserta dalam mengikuti acara
diskusi panel tersebut terbukti dari berbagai pertanyaan dan tanggapan yang
diajukan kepada para panelis. Selain panelis, sekretaris jurusan sosiologi Nora
susilawati, S.Sos, M.Si juga memberikan
sumbangsih pemikirannya dalam sela-sela diskusi tersebut.
Di akhir tanya jawab
panelis menyimpulkan dari seluruh pertanyaan dan tanggapan peserta bahwa
reformasi Indonesia belum selesai, reformasi yang terjadi tahun 1998 adalah
baru reformasi politik dan sedikit ekonomi sedangkan untuk reformasi hukum dan
moral bangsa masih belum reformasi. Jadi, di tangan mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan) yang
dapat merubahnya sesuai dengan rambu-rambu ataupun etika yang sewajarnya dalam
dunia akademik. Maka dari itu pertegas ideologi masing-masing individu dan
aktifkan program back to campus (kembali
ke kampus) dalam artian turut berkontribusi dalam mengena tatanan sistem yang
seharusnya demi tercipta azaz transparansi (keterbukaan). Sekitar pukul 12.30 wib
acara berakhir dengan penyerahan doorprize untuk tiga orang peserta yang
beruntung dan juga kenang-kenangan kepada panelis saat itu. (HIC: Hasan Asyhari)
Tak
bisa dipungkiri lagi reformasi yang muncul pasca tragedi trisakti dan semanggi
tahun 1998 belum sepenuhnya sudah reformasi. Meskipun saat sekarang kita sudah
merasakan reformasi dalam segi politik di mana kebebasan untuk mengkritisi
pemerintah (pejabat) sekalipun sudah diperbolehkan dengan aturan yang sopan dan
sedikit ekonomi. Namun dalam segi hukum, adab (moral) boleh dikatakan masih belum
ada reformasi. Lihat saja berita terbaru ketika pemerintah memberi grasi hukuman
kepada seorang pemakai dan pengedar narkoba asal Australia menunjukkan manakah
reformasi? Akankah pemerintah akan selalu mudah tergiur dengan rayuan pihak
ketiga? Pertanyaan sengit lagi, mau dibawa kemana hukum saat ini?. Nah, tentu dari tangan-tangan handal para
pemuda Indonesia khususnya mahasiswa.
Meskipun
tindakan anarkisme seperti tahun 1998 tidak akan pernah bisa dilakukan sebab
sudah ada ketentuan-ketentuan atau etika dalam berdemo yang ditetapkan dalam UU.
Jika hal serupa dilakukan maka sebagian perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta sudah menyiapkan sebuah plang.
Jika terlibat hal semacam itu maka akan di DO (dikeluarkan) dari kampus
tersebut. Oleh karena itu, sebagai pemuda yang berintelektual saatnyalah untuk
merubah reformasi dalam bidang lain seperti hukum,moral,dsb agar di reformasi
dalam bentuk gagasan atau tulisan yang setidaknya menjadi saran, kritik serta
solusi terhadap hukum dan penegakan hukum dan moral bangsa Indonesia. Banyak mass media (media massa) yang bisa
digunakan seperti bentuk opini atau artikel di koran lokal maupun nasional.
Harapannya dengan cara itu image anarkisme
terhadap mahasiswa tidak akan terulang lagi dan perlu digaris bawahi bahwa cara
kekerasan adalah bukan merupakan cara yang selalu menuntaskan masalah bangsa
ini. Hidup mahasiswa!!! (Hasan Asyhari)
Friday, May 18, 2012
Padang Panjang, 17 Mei
2012
Hamba
lalai dari ayat-ayat Mu
Hamba
dari perintah Mu
Hamba
dari petunjuk Mu
Hamba
dari peringatan Mu
Astaghfirullah…
Penyesalan
ini telah tiba
Penyesalan
ini telah membayang
Penyesalan
ini telah muncul
Penyesalan
ini telah berkibar
Oh,
Tuhan…
Beri
hamba petunjuk Mu
Beri
hamba hidayah Mu
Beri
hamba lindungan Mu
Beri
hamba ampunan Mu
Hanya
kepada Mu lah tempat hamba mengadu…
Wednesday, May 16, 2012
sumber: maedapur.blogspot.com |
Dengan
berjalan bahagia dan terus menawarkan kue buatan ibunya sambil bernyanyi. Sang
bocah melihat sosok pria gagah yang seperti tergesa gesa, lalu sang bocah
menghampiri pria tersebut dan berkata, “
Om,, ini ada kue ubi kukus masakan ibuku ? “maaf dik , saya mau makan nasi dan
tidak butuh jajanan seperti ini,” kata pria itu menolak. Sang bocah berharap
pria tadi membeli kue ubi kukus buatan
ibunya.
Tak
disadari sang bocah selalu mengikuti pria itu hingga dia masuk ke dalam sebuah
rumah makan Padang. Namun sang bocah masih saja berdiri di luar sambil melihat
pria tersebut dengan penuh harapan. Setelah beberapa lama pria itu selesai menyantap
makanannya dan membayar makanan yang
telah disantapnya di kasir, saat pria itu menutup dompetnya, sang bocah menghampiri
pria itu dan telah berada di sampingnya sambil menyodorkan makanan tadi dan
pria berkata, “ dik, saya sudah kenyang , apa kamu tidak melihat saya sudah
selesai makan ?.” Sang bocah terus mengikuti pria itu, dan berkata, “makanan ini bisa dibawa buat oleh-oleh pulang
om.” Kemudian pria itu berkata sambil mengeluarkan beberapa helai uang kertas
puluh ribuan. “Baiklah , saya tidak membeli makanan ini , namun ambil lah uang
ini , sebagai sedekah dari saya,” balas pria itu dengan senangnya. Beberapa
lama setelah itu, Sang Pria melihat sang bocah memberikan uang pemberiannya tadi kepada seorang pengemis yang berada tak
jauh dari rumah makan Padang tempat sang pria makan tadi.
Pria
itu memperhatikan sang bocah, dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Dan dia
berkata dengan rasa ingin menegur, “hai bocah, kenapa uangnya kamu berikan
kepada pengemis itu? Bukannya kamu butuh uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah
kamu berikan kepada si pengemis itu?”. “ Om, maaf om, jangan marah ya.. Ibu saya
mengajarkan kepada saya jika mendapatkan uang hanya dari hasil jualan makanan bukan
dari mengemis. Kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri, jika saya menerima uang
dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka
uangnya saya berikan kepada pengemis itu.
Dan
pria itu merasa takjub dengan perkataan sang bocah, kemudian pria itu berkata.
“ Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? saya borong semuanya untuk
oleh-oleh pulang,“ sang bocah langsung menghitung dengan gembira. Sambil
menyerahkan uang ,sang pria berkata,“ terima Kasih dik, atas pelajaran hari
ini. Sampaikan salam saya pada ibumu.” Meskipun sang bocah tidak mengerti
tentang pelajaran apa yang dikatakan pria tadi, dengan gembira diterimanya uang
itu sambil berucap, terima kasih Om, ibu saya pasti bakalan bahagia sekali,
hasil jerih payahnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami. (HASAN ASYHARI DAN KHAIRIYATUL ISRA)
sumber: antarnews.com |
Jika
dilihat dari kaca mata sosiologi, nasionalisme merupakan rasa simpati akan
kecintaan terhadap nasional (negara) sendiri. Terkadang konsep ini disalah
artikan oleh sebagian orang, tak sedikit kaum intelek yang mampu mengaktualisasikan
dirinya terhadap negara tercinta ini (Indonesia). Aktualisasi rasa simpati akan
kecintaan terhadap negara Indonesia sebenarnya sudah terlihat sejak dahulu.
Ketika tahun 1928 para pemuda di seluruh daerah di Indonesia mengazamkan
untaian kata yang dikepung dalam sebuah nama yakni Sumpah
Pemuda.
Tak sedikit nama Indonesia harum
oleh tangan para pemuda. Sebut saja dalam ajang olimpiade-olimpiade sains tingkat
nasional dan internasional. Itu hampir semua diraih oleh para pemuda Indonesia
mulai dari pelajar SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Hal demikian secara
tidak langsung sebenarnya sudah menunjukkan bentuk nyata dari aktualisasi
nasionaliseme terhadap negara Indonesia. Melalui berbagai iven-iven yang
diikuti anak bangsa dan meraih prestasi itulah bukti konkretnya. Namun
terkadang rasa Nasionalisme itu tidak dimiliki oleh semua pemuda. Lihat saja
kasus narkoba yang kebanyakan dikonsumsi oleh para pemuda. Sehingga hal
tersebut akan menjadikan nama negara ini menjadi buruk dalam pandangan negara-negara
di dunia. Meskipun upaya untuk menyembunyikan hal itu sudah dilakukan namun kehidupan tak akan bisa
lepas dari yang namanya mass media
(media masa).
Sungguh miris jika pemuda Indonesia
tidak dapat menjaga pola tingkah lakunya, maka akan merusak makna dari
nasionalisme itu sendiri.(Hasan Asyhari)
Sunset di Pantai Patenggangan |
Patenggangan
merupakan nama yang tak asing lagi bagi mahasiswa UNP yang tinggal di sekitar
jalan Patenggangan, Air Tawar Barat karena di pinggir jalannya terdapat pantai yang cukup indah. Pantai Patenggangan
namanya, pengunjung pantai ini tak kalah saing dengan pantai-pantai yang sudah
populer namanya, sebut saja pantai gondoriah di kota Pariaman. Meskipun
fasilitas di pantai ini kurang memadai namun tak membuat surut orang-orang yang
mengunjunginya. Tak hanya dari kalangan mahasiswa yang berkunjung sehabis pulang
kuliah demi membalas rasa penatnya, namun juga para pelajar, orang dewasa
hingga orang tua sekalipun. Terlihat sekali ketika penulis berkunjung ke pantai
tersebut, penulis melihat berbagai macam aktifitas yang dilakukan orang disana.
Ada yang bermain air, membuat bangunan dari pasir, bermain sepak bola pantai, berfoto-foto
dan ada pula remaja yang lagi bermesraan dengan lawan jenisnya.
Dari
kaca mata ilmu sosiologi, lebih mudah dilihat fenomena-fenomena dari masyarakat
atau aktifitas orang-orang yang ada di pantai tersebut. Pantai Patenggangan ini
lebih ramai jika berkunjung di waktu sore maklum saja karena sore adalah waktu
yang pas untuk melakukan refreshing dari berbagai aktifitas harian yang
dilakukan. Di sekitar bibir pantai terdapat beberapa rumah penduduk yang
menetap di sana. Tak terbayang oleh penulis akan ketakutan dan kecemasan yang
mereka rasakan apabila gempa dengan skala besar terjadi. “Uuh,sungguh
mengerikan tentunya!!”. Dengan perasaan cemas dan pikiran yang tak karuan akan
muncul dari sikap para penduduk yang tinggal di sana. Penulis melihat anak-anak
yang bermain di depan rumahnya. Hal ini menunjukkan banyak nya keluarga yang
boleh dikatakan kurang mampu dan tak memiliki biaya lebih yang tinggal di sana.
Bagaimanapu mereka harus tetap tinggal di sana sekaligus sebagai tempat tumpuan
hgidup mereka karena sebagian keluarga yang tinggal di sana adalah berprofesi
sebagai nelayan.
Semoga
saja perhatian pdari pemerintah terhadap keluarga-keluarga yang tinggal di
sekitar pantai tersebut dapat di relokasikan ke tempat yang lebih aman
nantinya, apalagi ketika gempa besar terjadi. Allahu’alam bishawab. (Hasan Asyhari)
Tuesday, May 15, 2012
Itulah kata-kata yang keluar dari
teman-teman saya di kampus, ketika kami berbincang-bincang mengenai anak jalan.
Masing-masing dari kita beradu pendapat atau argument yang berbeda-beda
berdasarkan teori yang sangat mereka pahami, ada yang melihat dari teori A, B,
C dan lain-lain. Maklum saja, karena saya dan teman-teman adalah mahasiswa
Sosiologi yang sanagat akrab dengan berbagai teori. Saat ini di bangku
perkuliahan saya sedang memakan puluhan
teori-teori dari para ahli sosiologi (sosiolog) tanpa harus patuh akan
teori-teori yang disampaikannya. Berbagai teori-teori saya pelajari mulai dari
teori klasik, modern hingga post modern.
Tak jarang ketika saya melihat
sebuah fakta atau realita di tengah masyarakat. Saya langsung melihat bentuk
nyata dari teori yang saya pelajari. Sebut saja mengenai pengemis yang
meminta-minta di sekitaran luar kampus . Dalam realita tersebut saya
menghubunginya dengan teori Dramaturgi oleh Ervin
Goffman. Teori yang melihat bagaimana peran dari aktor (pengemis) ketika
berada di panggung depan, saat mengemis di hadapan khalayak ramai dengan
panggung belakang, ketika pengemis tidak berada di hadapan khalayak ramai. Yang
tujuannya bukan untuk memainkan peran bak sebuah drama di atas panggung drama
(pentas) namun guna mempertahankan citra dalam masyarakat. Dalam mengemis belum tentu mereka
benar-benar seorang yang sangat miskin akan keadaan hidup. Hal itu saya jumpai
ketika di saat pengemis tadi menggunakan handphone yang memiliki fiture yang cukup canggih di belakang
sebuah taman di pusat kota.
Adapula realita lainnya, saya jumpai
ketika menjumpai seorang karyawan tata usaha di gedung fakultas tempat saya
kuliah. Karyawan yang bertubuh gemuk dan berjilbab itu kelihatan kiler dan menakutkan ketika saya berinteraksi
dengannya dalam sebuah urusan. Wajahnya yang kelihatan ingin marah selalu dan
suara yang agak keras dan kasar. Saya dapat memahami dari simbol-simbol yang
diperlihatkan bahwa dia orang yang keras, tegas, tidak suka bertele-tele. Jika
dikaitkan dengan teori sosiologi, realita seperti itu merupakan teori Kekerasan
Simbolik yang dikemukakan oleh Pierre
Bourdieu. Dengan simbol sikap yang ditampilkan tadi saya dapat menafsirkan
akan dia, meskipun belum tahu apakah kepada saya saja dia seperti itu ataupun
ke seluruh mahasiswa di fakultas saya yang berinteraksi dengannya. Sebagai
mahasiswa jurusan sosiologi saya sangat mudah melihat fenomena-fenomena atau
realita dari teori-teori yang saya pelajari dari bangku perkuliahan karena
sangat erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Dari teori tadi dapat
ditangkap berbagai realita yang ada dalam masyarakat, namun jangan sampai
termakan akan teori-teori yang akan merusak kaidah (keyakinan) kita kepada sang
khalik.(HASAN ASYHARI, Mahasiswa Jurusan
Sosiologi FIS UNP)
TMO (Training Management of
Organization) merupakan salah satu program kerja dari Departemen Kaderisasi dan
Pengembangan Anggota (DKPA) FSDI FIS UNP, guna sebagai follow-up terakhir bagi laskar muda FSDI (Forum Studi Dinamika
Islam) sebagai penambah wawasannya dalam berorganisasi. TMO tahun 2012 ini
berkolaborasi dengan FSIO (Forum Studi Islam Olahraga) FIK UNP. Acara ini
berlangsung selama dua hari yakni dari tanggal 5-6 Mei 2012 yang bertempat di
lokal T25 (GL/GM) UNP. Acara ini diikuti sekitar 45 orang peserta ikhwan
(laki-laki) maupun akhwat (perempuan) yang berasal dari berbagai jurusan dan
prodi yang ada di FIS (Fakultas Ilmu Sosial) dan FIK (Fakultas Ilmu
Keolahragaan) UNP dan juga dihadiri oleh undangan yakni Rahayu (Ketua Umum BPM FIS
UNP) dan Helfarianto (perwakilan HMJ Sejarah,FIS UNP).
Acara yang dimulai pukul 08.30 wib
ini dibuka oleh MC (Master of Ceremony)
Rizal Lisamora (FIK,2010), pembacaan kalam illahi (Piki Setri Pernantah) yang
merupakan koordinator Dept.Humas dan Jaringan FSDI dan juga salah seorang calon
pengajar di Surau Bagonjong Mengajar. Kemudian kata sambutan oleh Abdul Aziz
selaku ketua pelaksana TMO tahun ini. dan pembukaan secara resmi oleh DPP
(Dewan Penasehat Pengurus) Azzuhfi Ilan Tinasar (Geografi,2008) yang juga
merupakan Ketua Umum UKK (Unit Kegiatan Kerohanian) UNP ini. Dan terakhir do’a
yang dibacakan oleh Ilham (FIK,2010).
Selanjutnya
Ice Breaking yang dipandu oleh
Chandra Perwira Negara yang merupakan koordinator dari departemen yang mengangkat
acara ini. Dan lanjut, pada materi pertama mengenai Pengenalan dan Motivasi Organisasi oleh Mas Agung Pambudi.
Di mana dalam materi tersebut pemateri memberikan berbagai game maupun simulasi ringan kepada peserta saat itu. Dalam TMO kali
ini terdapat tujuh materi yang berbeda dengan tujuh pemateri yang berasal dari
aktivis kampus maupun trainer yang
didatangkan dari luar kampus sendiri. Dengan adanya TMO diharapkan kepada laskar
muda yang sebentar lagi akan dimasukkan dalam kepengurusan sebagai staf khusus FSDI tahun 2012 agar
dapat lebih cerdas lagi dalam berorganisasi. (Hasan Asyhari)
Senin pagi (7/5), Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mengadakan acara sidang LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS UNP di ruang sidang lantai dua FIS. Sidang LPJ itu dihadiri oleh beberapa orang pengurus BPM dan juga hampir semua pengurus BEM FIS UNP periode 2011/2012 serta satu orang perwakilan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Sejarah.
Sidang Laporan Pertanggung Jawaban
yang disingkat LPJ merupakan sidang terhadap laporan dari kegiatan-kegiatan
yang sudah dilakukan suatu organisasi baik kegiatan yang terlaksana maupun
tidak serta bagaimana dengan rincian kegiatannya seperti rincian panitia dan
dana yang dibutuhkan saat acara. Untuk
itu BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNP selaku
badan legislatif mahasiswa tingkat fakultas berkewajiban mengevaluasi berbagai
kegiatan yang dilaksanakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) antara lain melalui Progress Report. Hal ini bertujuan untuk
melihat seberapa perkembangan BEM dari setengah periode perjalanan BEM baik
dalam kepengurusan maupun kegiatan-kegiatan atau program kerja yang sudah
dilaksanakan. Setelah tahap itu, akhir dari kepengurusan BEM FIS diadakan
sidang LPJ BEM FIS oleh BPM yang diikuti oleh seluruh pengurus BEM FIS, seluruh
pengurus BPM dan juga seluruh perwakilan HMJ se-FIS.
Setelah penyampaian draft LPJ oleh ketua BEM FIS, Matur
Prasojo. Lalu diadakan sesi Tanya jawab di mana setiap peserta siding boleh
bertanya ataupun menanggapi LPJ yang
sudah dilaporkan tadi. Setelah itu pimpinan sidang menyuruh seluruh pengurus
BEM untuk keluar ruang sidang dalam beberapa menit karena dari BPM dan
perwakilan HMJ se-FIS akan melakukan rapat internal dalam mengambil keputusan dari hasil LPJ tersebut
apakah diterima, ditolak atau diterima namun bersyarat. Akhirnya setelah
mengingat, menimbang dan akhirnya diputuskan LPJ BEM FIS periode 2011/2012
diterima namun bersyarat. Dengan batas waktu tanggal 15 Mei 2012, dari BEM
harus menyerahkan perbaikan dari LPJ yang sudah dibuat sebelumnya sesuai
keputusan rapat internal tadi. Jika lewat dari tanggal yang ditetapkan
bisa saja LPJ BEM FIS periode 2011/2012
di tolak. (Hasan Asyhari)
sumber: Sidomi.com |
Suju (Super Junior) adalah grup band
yang seluruh personilnya adalah laki-laki. Boy Band nama akrab untuk grup band
seperti itu. Kedatangan Boy Band Suju untuk melakukan konser ke Indonesia
mendapat antusias dan apresiasi tinggi dari para fans Suju di Indonesia
terutama kalangan remaja wanita. Konser yang berlangsung dari tanggal 27 hingga
29 April 2012 ini dipromotori oleh showmack,
pihak yang mengundang Suju untuk konser di Jakarta. Konser yang berlangsung
selama tiga hari berturut-turut ini diadakan di MEIS (Mata Elang International
Stadium) Ancol, Jakarta.
MEIS yang berkapasitas untuk 10 ribu
orang ini menjadi tempat pemfokusan acara Konser Suju di Jakarta. Jika dihitung
selama tiga hari mengundang sekitar 30 ribu orang dengan tiket yang bervariasi
tergantung dari fasilitas yang didapat para penonton mulai dari harga tiket
Rp.500.000,- hingga Rp.2.000.000,-. Tak hanya para remaja wanita yang
mendominasi namun juga para artis Indonesia hingga para mahasiswa yang tersebar
di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia.
Personil Suju yang pada awalnya
berjumlah 13 orang, saat Konser di Jakarta hanya 9 orang yang tampil di hadapan
penonton. Kabarnya satu orang personil dari Cina sudah keluar dari grup, dua
orang lagi mengikuti agenda wajib militer yang merupakan program dari
pemerintah Korea bagi setiap laki-laki di negara gingseng tersebut. Lagu Suju
yang berjudul,”Sorry-sorry” merupakan salah satu judul lagu Suju yang sangat
populer. Tak sedikit para fans Suju yang menyanyikan lagu tersebut baik di
rumah, di kafe, di kampus hingga di kamar mandi sekalipun.
“Konser Suju kurang lengkap tanpa lighting (cahaya) yang harganya sekitar
130 ribuan kalau dibeli di tempat konser,” ujar Fitri salah seorang fans Suju
asal kota Padang yang juga menghadiri konser Suju pada hari ketiga. Cewek yang
senang memakai segala aksesoris yang berbau Suju ini mengungkapkan kesannya
saat menonton konser Suju yakni ketika dia bisa bertemu langsung dengan wajah
asli para personil Suju dan ketika mereka menyanyikan lagu “Our Love”, ujarnya saat dijumpai di ruang kuliah. (Hasan Asyhari)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Blogger templates
Popular Posts
-
Assalamu’alaikum,wr,wb. Sembari menadahkan tangan, marilah kita sejenak menundukkan kepala. Astagfirullahal’azim (3x) A’u...
-
source: nadiadunkz.blogspot.com Long-long time ago, there was a girl named Cinderella. She lived with step mother and step sister. They...
-
A. Identitas (Jati Diri) Suku Bangsa Identitas suku bangsa terkait dengan jati dir...
-
Hari Bahasa Ibu, Perkokoh Kearifan Lokal Indonesia Oleh: Hasan Asyhari, S.Pd., Gr. (Guru Sosiologi SMA IT Gema Nurani Bekasi)...
-
JP/Sorong- Setelah sukses dengan penyaluran donasi pendidikan “1000 Paket Sekolah untuk Papua Tahap I pada tanggal 30 April 20...
-
A. Sistem dan Struktur Sosial dan Ekonomi Indonesia Sistem dan Struktur Sosial Indonesia ...
-
A. Emile Durkheim (1858-1917) E mile Durkheim dari perancis adalah seorang tokoh penting yan...
-
Hmm,,hal ini yang menjadi cambuk kemaluan sebagian dari teman-temanku ketika dosen membagikan hasil ujian tengah seme...
-
IMAPABASKO singkatan dari Ikatan Mahasiswa Padangpanjang, Batipuah, X Koto merupakan sebuah ikatan mah...
Apakah Blog Ini bermanfaat dalam pencarian informasi anda?
Selamat Datang di Jejak Pikiran
"Temukan Berbagai Informasi Baik Akademik Maupun nonAkademik pada blog ini".
Pengunjung My Blog
Writer: Hasan Asyhari. Powered by Blogger.
Sang Pembuat Jejak
Artikan Yuk!!!
Ikuti Hasan Asyhari
Blog Archive
- December 2010 (3)
- April 2011 (1)
- June 2011 (1)
- July 2011 (1)
- December 2011 (4)
- January 2012 (3)
- February 2012 (8)
- March 2012 (8)
- April 2012 (20)
- May 2012 (12)
- June 2012 (7)
- July 2012 (5)
- August 2012 (6)
- September 2012 (7)
- October 2012 (4)
- November 2012 (2)
- December 2012 (1)
- January 2013 (10)
- June 2013 (3)
- July 2013 (3)
- August 2013 (1)
- September 2013 (1)
- October 2013 (6)
- November 2013 (6)
- December 2013 (3)
- January 2014 (5)
- February 2014 (1)
- March 2014 (5)
- April 2014 (8)
- May 2014 (5)
- June 2014 (2)
- July 2014 (2)
- September 2014 (1)
- October 2014 (1)
- November 2014 (1)
- February 2015 (1)
- March 2015 (2)
- April 2015 (2)
- January 2016 (2)
- April 2016 (1)
- July 2016 (1)
- March 2018 (1)
Entri Populer
-
Assalamu’alaikum,wr,wb. Sembari menadahkan tangan, marilah kita sejenak menundukkan kepala. Astagfirullahal’azim (3x) A’u...
-
“Dengan Kebersamaan Kita Aktualisasikan Nilai-nilai Silaturrahmi dalam Kehidupan Bernagari dan Mewujudkan Generasi Muda yang K...
-
source: nadiadunkz.blogspot.com Long-long time ago, there was a girl named Cinderella. She lived with step mother and step sister. They...
-
A. Latar Belakang Keanekaragaman Masyarakat/Bangsa Indonesia Keragaman budaya atau “cultural diver...
-
A. Emile Durkheim (1858-1917) E mile Durkheim dari perancis adalah seorang tokoh penting yan...
-
A. Sistem dan Struktur Sosial dan Ekonomi Indonesia Sistem dan Struktur Sosial Indonesia ...
-
Dalam menyambut hari ulang tahun radio TOP FM ke-4 tahun, pihak radio dengan frekuensi radio 98,6 FM mengadakan kegiata...
-
A. Identitas (Jati Diri) Suku Bangsa Identitas suku bangsa terkait dengan jati dir...
-
Hmm,,hal ini yang menjadi cambuk kemaluan sebagian dari teman-temanku ketika dosen membagikan hasil ujian tengah seme...